Senin 08 Jan 2024 14:45 WIB

Korsel Ingin Perkuat Kerja Sama dengan AS-Jepang Hadapi Ancaman Korut

Korut menembakkan puluhan peluru artileri di dekat perbatasan Korsel.

Korea Utara (Korut) pada Rabu (10/10) mengonfirmasi telah menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam atau submarine-launched ballistic missile (SLBM).
Foto: EPA/KCNA
Korea Utara (Korut) pada Rabu (10/10) mengonfirmasi telah menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam atau submarine-launched ballistic missile (SLBM).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Calon Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul, menyatakan fokus memperkuat kerja sama dengan Amerika Serikat dan Jepang di tengah ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.

Korea Utara belum lama ini meningkatkan aktivitas di Semenanjung Korea dengan menembakkan puluhan peluru artileri di dekat perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Kegiatan itu telah berlangsung selama tiga hari berturut-turut.

Baca Juga

“Kami akan mendorong kerja sama antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang, yang telah dilembagakan pada KTT trilateral Camp David, agar berlangsung lebih intens dan lebih cepat,” ujar Cho Tae-yul di sidang konfirmasi Majelis Nasional Republik Korea.

Dia menegaskan akan berupaya mencegah pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk meyakinkan Pyongyang bahwa satu-satunya cara untuk bertahan adalah dengan melakukan diplomasi untuk mencapai denuklirisasi.

“Denuklirisasi dan upaya untuk memperkuat pencegahan pengembangan nuklir telah menjadi tugas-tugas mendesak karena kapabilitas nuklir dan rudal Korea Utara telah mencapai tingkat yang dapat mengancam keselamatan kita,” ujarnya.

Cho menyiratkan dunia kini didominasi oleh logika kekuatan dan ia merujuk pada beberapa tantangan global, seperti perang di Ukraina dan rivalitas antara Amerika Serikat dan China.

Cho menambahkan akan memperkuat upaya untuk meningkatkan kerja sama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat, memperbaiki hubungan diplomatis dengan Jepang, dan fokus untuk membangun kepercayaan dengan China untuk kerja sama pada masa mendatang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement