Senin 08 Jan 2024 15:15 WIB

Relawan Ganjar-Mahfud Jabar Kecam Aksi Kekerasan ke Relawan di Sleman dan Boyolali

Aksi kekerasan tersebut bukan lagi tindak kriminal biasa tapi kekerasan politik

Jurnalis, melihat video kekerasan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis, melihat video kekerasan relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Ratusan orang berkumpul di Sekretariat Tim Pemenangan Daerah Ganjar Pranowo-Mahfud MD Jawa Barat, akhir pekan lalu. Mereka, memerhatikan orasi yang dilakukan secara bergantian oleh perwakilan relawan Ganjar-Mahfud. Para relawan tersebut, mengecam aksi kekerasan aparat yang dilakukan kepada relawan Ganjar-Mahfud di Sleman (Yogyakarta) dan Boyolali (Jawa Tengah).

Menurut Direktorat Relawan Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jawa Barat Budi Hermansyah, apa yang dialami oleh relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga di wilayah tersebut bukan lagi tindak kriminal biasa. Namun, kekerasan politik, apalagi aksi tersebut dilakukan aparat keamanan yang harusnya melindungi rakyat. 

Baca Juga

“Ini bukan lagi tindak kriminal kekerasan biasa, tapi sudah menyangkut kekerasan politik dalam praktik berdemokrasi. Ini tentu sudah tidak sehat dan sangat menciderai proses demokrasi di Tanah Air,” ujar Budi dalam keterangan resminya, Senin (8/1/2024)

Menurut Budi, pihaknya akan membawa aksi kekerasan oleh aparat itu ke ranah hukum. Apalagi, Tim Pemenangan Nasional sudah melaporkan tindak kekerasan itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. 

“Kenapa ke Komnas HAM? Karena ini kekerasan politik, bukan aksi kriminal kekerasan biasa,” katanya. 

Sementara itu, Irfan Khairullah yang merupakan ketua kegiatan solidaritas mengatakan, lilin yang dibawa peserta aksi merupakan simbol harapan dari relawan untuk Ganjar-Mahfud.

“Jadi lilin ini adalah simbol harapan bahwa pelanggaran hak asasi manusia terhadap demokrasi akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud. Sementara bunga adalah bentuk duka cita kami, terutama untuk para ibu yang kehilangan anaknya,” katanya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement