Senin 08 Jan 2024 19:14 WIB

Mengalami Musibah Tiba-Tiba? Baca Doa Ini

Seorang hamba harus menumbuhkan kesadaran dan berbaik sangka kepada Allah SWT.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Warga berdoa. Ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Warga berdoa. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika mengalami kejadian yang tidak diperkirakan dan itu merupakan hal buruk atau musibah, bersegeralah mengingat Allah dan berdoa.

Dalam buku Kumpulan Doa dalam Alquran dan Hadits karya Said bin Ali Al Qahthani disebutkan mengenai doa ketika mengalami sesuatu yang tidak diinginkan atau mengalami hal buruk seperti musibah secara tiba-tiba. Berikut lafadznya.

Baca Juga

Doa Ketika Mengalami Musibah atau Hal Buruk

قدر الله و ماشاء فعل

"Qaddarallahu wa maasya fa'ala."

Yang artinya, "Allah telah mentakdirkan dan apa yang Dia kehendaki maka terjadi."

Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam mengatakan, “Liyakhafifa alamal-bala-I anka allamaka bi-annahu subhanau huwal-mubliy laka, falladzi waajahaka minhul-aqdaara huwal-ladzi awwadaka husna al-ikhtiyari."

Yang artinya,  “Agar sebuah cobaan terasa ringan untukmu, Allah perlahan menyadarkanmu bahwa Dia-lah yang memberimu cobaan itu. Zat yang menetapkan berbagai macam takdir untukmu adalah zat yang menyiapkan pilihan terbaik bagimu."

Ibnu Athaillah menjelaskan, jika seseorang merasa mudah dalam melewati berbagai cobaan, maka ia harus sadar bahwa Allah-lah yang mengujimu. Sehingga, menyadari segala cobaan memiliki jalan keluar dari Allah menjadi kunci utama yang harus disadari setiap umat tentang jalan kemudahan menjalani ujian tersebut.

Seorang hamba harus menumbuhkan kesadaran dan berbaik sangka kepada Allah SWT dalam kondisi apapun. Termasuk jika tengah diuji dengan cobaan kecil maupun besar. Ia, kata Ibnu Athaillah, harus yakin bahwa dalam ujian dan cobaan tersebut terkandung maslahat yang tersamar bagi dirinya yang tidak dia ketahui.

Hal itu sebagaimana firman Allah dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 216, “Kutiba alaikumul-qitaalu wa huwa kurhun lakum. Wa asa an takra huwa syai-an wa huwa khairun lakum. Wa asa an tuhibbuu syaian wa huwa syarrun lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamun."

Yang artinya, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement