Senin 08 Jan 2024 19:35 WIB

19 Februari, Indonesia akan Suarakan Nasib Palestina di Mahkamah Internasional

Setidaknya 22.722 warga Palestina mati syahid dan 58.166 lainnya terluka.

Seorang warga Palestina yang terlantar akibat pemboman Israel di Jalur Gaza menuangkan teh di tenda kamp darurat di daerah Muwasi pada Ahad (31/12/2023).
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Seorang warga Palestina yang terlantar akibat pemboman Israel di Jalur Gaza menuangkan teh di tenda kamp darurat di daerah Muwasi pada Ahad (31/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menegaskan bahwa Indonesia akan terus berjuang untuk Palestina. Pada 19 Februari, Indonesia akan memperjuangkan nasib Palestina di Mahkamah Internasional

‘’Di Mahkamah Internasional pada 19 Februari, saya akan datang mewakili Pemerintah Indonesia,’’ ujar Menlu Retno Marsudi dalam acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung, Senin (8/1/2024).

‘’Saya akan sampaikan pernyataan lisan untuk mendukung Mahkamah memberikan Advisory Opinion perkuat posisi hukum Palestina,’’ katanya. ‘’Intinya, PBB tidak boleh melupakan perjuangan Bangsa Palestina baik secara politik maupun hukum internasional.’’

Setidaknya 22.722 warga Palestina mati syahid dan 58.166 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Di pihak apartheid Israel, jumlah korban tewas mencapai 1.139 orang.

Juru bicara Pertahanan Sipil Palestina menyebut 8.000 warga Gaza hilang. Mereka diduga terkubur di bawah bangunan yang runtuh akibat aksi brutal dan biadab pengeboman Israel.

Israel beralasan melakukan aksi brutal untuk membalas aksi Badai Al Aqsa. Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan infiltrasi ke wilayah Israel dalam sebuah operasi jenius bernama ‘Badai Al Aqsa’. Aljazeera menyebut serangan besar-besaran itu dimulai sekitar pukul 06.30 waktu setempat.

Hamas melancarkan serangan fajar saat kaum Yahudi merayakan hari raya Simchat Torah. Hal yang berulang kali dilakukan Israel ketika Muslim Palestina menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan bahkan merayakan hari raya Idul Fitri.

Kala itu pejuang Hamas menembakkan 5.000 roket ke wilayah selatan Israel dalam serangan awal. Ternyata serangan roket itu hanya berfungsi sebagai pengalihan untuk infiltrasi ke berbagai titik di wilayah Israel.

Pada pukul 07.40 waktu setempat, pejuang bersenjata Hamas berhasil menerobos masuk melalui penghalang keamanan yang memisahkan Gaza dan Israel. Satu tentara Hamas terekam terbang dengan parasut bermotor. 

Ada juga pejuang Hamas yang menggunakan perahu motor menuju Zikim, sebuah kota pesisir Israel, yang memiliki pangkalan militer.  Anggota Hamas dengan mengendarai enam sepeda motor menerobos lubang penghalang logam, sementara sebuah buldoser merobohkan sebagian pagar.

Operasi Badai Al Aqsa yang berlangsung sukses itu tercatat sebagai serangan paling akbar yang diderita Israel sejak Perang Yom Kippur pada 1973. Pada 50 tahun silam, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan selama hari raya Yahudi Yom Kippur dalam upaya untuk merebut kembali wilayah yang diambil Israel selama konflik singkat pada 1967.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement