Selasa 09 Jan 2024 06:42 WIB

Ganjar Beberkan Dua Cara Tentukan Menteri di Kabinetnya

Capres Ganjar menerapkan key performance indicator untuk menilai kinerja menteri.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo ditanya soal penunjukkan menteri untuk kabinetnya jika memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Si penanya mengaku gusar dengan presiden sebelumnya, yang kerap mengutamakan kader partai politik untuk mengisi kabinetnya.

Ganjar mengaku, memiliki dua cara dalam membentuk zaken kabinet atau kabinet yang diisi oleh para ahli. Pertama, adalah menghitung betul secara teknokratis antara calon yang akan ditunjuk dengan bidang kementeriannya.

Baca Juga

"Ada nggak orangnya? Banyak, banyak," ujar Ganjar dalam diskusi publik di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta Pusat, Senin (8/1/2024) malam WIB.

Kedua, ia akan menerapkan key performance indicator (KPI) atau matriks yang sengaja dibuat untuk mengukur performa menteri. Dalam hal ini, sambung dia, masyarakat juga dapat menilai kinerja menteri di kabinetnya.

"Sebenarnya di depan kita bisa membuat KPI kabinet, kalau KPI kabinet kita buat dan kemudian publik diminta menilai," ujar gubernur Jawa Tengah periode 2013-2023 tersebut.

"Viralisme, viralisme, maka semua sekarang rakyat bisa menonton dengan teknologi digital yang ada. Ketika ketidakbaikan itu dimunculkan, kemudian diviralkan," ucap Ganjar menambahkan.

Kemudian, ia menyebut, tugas partai politik dalam mencari sosok yang tepat untuk mengisi kabinetnya. Namun, Ganjar menegaskan, presiden tetaplah pemimpin tertinggi dalam menentukan siapa pembantunya.

"Oke, partai ikut dengan kami dan kami butuh kualifikasi ini, silahkan anda cari. Kalau tidak dapet? saya coret ya, Anda cari lagi," ujar Ganjar.

Dia juga menyinggung kerap adanya hitung-hitungan dalam menentukan sosok yang akan mengisi jabatan strategis. Perhitungan tersebut muncul karena adanya utang ataupun masalah dengan masa lalunya.

"Enaknya saya dan Pak Mahfud nggak punya beban itu. Praktik yang bisa kita lakukan adalah teladan, saya kira 10 tahun pengalaman yang didukung kawan-kawan team work saya sebagai gubernur, mereka mau melakukan," ujar Ganjar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement