Selasa 09 Jan 2024 07:58 WIB

Palestina Catat Angka Kematian Tertinggi Saat Blinken Melawat ke Timur Tengah

Sekitar 247 orang tewas dalam serangan Israel, Senin (8/1/2024).

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Tentara Israel bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza terlihat dari Israel selatan, Senin, (8/1/2024).
Foto: AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel bergerak di dekat perbatasan Israel-Gaza terlihat dari Israel selatan, Senin, (8/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejabat kesehatan Palestina melaporkan angka korban tewas tertinggi dalam satu hari dalam serangan Israel. Sementara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tur diplomasi ke negara-negara Arab sebelum berkunjung ke Israel untuk mencegah perang Gaza menyebar ke seluruh kawasan.

Blinken yang mendukung Israel membombardir Gaza semakin khawatir dengan angka kematian warga sipil. Ia membahas konflik ini di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pada Senin (8/1/2024). Ia memulai upaya diplomasinya dengan berkunjung ke Yordania dan Qatar pada Ahad (7/1/2024).

Baca Juga

Tur ini menjadi kunjungan keempat Blinken ke Timur Tengah sejak serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Houthi yang didukung Iran menyerang kapal-kapal komersil yang diduga memiliki koneksi dengan Israel di jalur perdagangan Laut Merah.

Menurut AS serangan-serangan tersebut dapat menaikan harga makanan dan bahan bakar. Israel mengatakan operasi militer mereka akan lebih tepat sasaran ke pemimpin-pemimpin Hamas dan upaya pembebasan sandera.

Namun pejabat kesehatan Palestina mengatakan pada Senin kemarin 247 orang tewas dalam serangan Israel. Angka kematian tertinggi dalam satu hari sejak perang dimulai. Pasukan Israel membom sebelah timur Kota Khan Younis dan wilayah tengah Jalur Gaza. Warga mengatakan serangan di Deir Al-Balah menewaskan 18 orang pada Ahad malam dan empat orang pada Senin.

Salah seorang warga Jihad Baraka mengangkat jenazah Sami Bilal Abu Issa yang baru berusia 11 tahun dan Muhammed Bilal Abu Issa yang berusia sembillan tahun keluar dari Rumah Sakit Eropa di Gaza ke ambulans sudah menunggu. Baraka mengatakan anak-anak itu terluka ketika rumah mereka ditembak saat mereka tidur dan rumah sakit setempat Shuhada al-Aqsa tidak dapat merawat mereka.

"Situasinya berbahaya di rumah sakit al-Aqsa. Tidak ada yang tersisa untuk merawat orang-orang, tidak ada dokter yang tersisa, semua orang dievakuasi," katanya. Israel menuduh Hamas beroperasi di pemukiman warga sipil dan merilis video dan foto yang mendukung klaim tersebut. Hamas membantah tuduhan tersebut.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sejauh ini serangan Israel di Gaza sudah menewaskan 23.084 warga Palestina. Militer Israel mengatakan mereka mengebom sebuah gudang senjata dan menemukan sebuah terowongan di Gaza tengah dan menewaskan sedikitnya 10 pejuang di Khan Younis.

Mereka menjatuhkan selebaran di al Moghani di Gaza tengah yang memperingatkan penduduk untuk melakukan evakuasi dari beberapa distrik yang dianggap sebagai "zona tempur yang berbahaya". Sayap militer Hamas mengatakan seorang penembak jitunya membunuh seorang tentara Israel di Gaza tengah.

Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka setidaknya satu kali dan kini banyak yang kembali terpaksa mengungsi. Sering kali mereka berlindung di tenda-tenda darurat atau berkerumun di bawah terpal.

Bagi Aziza Abbas, 57 tahun, salah satu dari segelintir warga Gaza yang berkemah di dekat perbatasan selatan dengan Mesir, tidak ada tempat lain yang bisa dituju setelah pengeboman di sekitar sekolah tempat ia berlindung. "Mereka mungkin membunuh kami di sini, tidak masalah bagi mereka," katanya.

Aziza mengatakan ia tidak ingin meninggalkan Gaza menuju Mesir, yang menutup perbatasan karena khawatir akan terjadi eksodus. Di Neaby Rafah, petugas medis menemukan mayat tiga orang yang terbunuh dalam serangan udara Israel terhadap ke mobil yang menurut penduduk setempat membawa makanan.

"Kedipan mata tidak akan pernah mengubah apa pun," kata seorang warga Palestina yang mengungsi, Mohammed Al-Qassas, di tempat kejadian. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA melaporkan 63 serangan langsung terhadap instalasi-instalasi mereka dan Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, mengatakan bahwa 1,9 juta orang yang berada di tempat penampungan menghadapi kelaparan, kekeringan, dan wabah penyakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement