Selasa 09 Jan 2024 13:39 WIB

Gunung Merapi Luncurkan Dua Kali Awan Guguran Panas

Selain AGP, Merapi juga masih mengeluarkan guguran lava dalam 24 jam terakhir.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Gunung Merapi terlihat dari lokasi pembangunan jalan tol Solo-Jogja di Delanggu, Jawa Tengah, Selasa (12/12/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gunung Merapi terlihat dari lokasi pembangunan jalan tol Solo-Jogja di Delanggu, Jawa Tengah, Selasa (12/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi meluncurkan dua kali guguran awan panas (AGP) selama 8 Januari 2024. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa APG tersebut mengarah ke Kali Bebeng.

"Teramati dua kali AGP ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.100 meter," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Selasa (9/1/2024).

Selain AGP, Merapi juga masih mengeluarkan guguran lava dalam 24 jam terakhir. Setidaknya, tercatat 23 kali guguran lava Merapi pada 8 Januari kemarin.

Agus menyebut bahwa guguran lava tersebut juga mengarah ke Kali Bebeng, yakni dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter. "Suara guguran 2 kali dengan intensitas sedang terdengar dari Pos Babadan," ujar Agus.

BPPTKG juga mencatat intensitas kegempaan Merapi masih tinggi. Tercatat ratusan kali gempa yang terjadi selama 24 jam terakhir.

Dijelaskan bahwa untuk gempa AGP terjadi dua kali, gempa fase banyak terjadi 32 kali, gempa tektonik jauh tercatat satu kali. Sementara, gempa guguran terjadi paling banyak yakni mencapai 115 kali hanya dalam kurun waktu 24 jam terakhir.

Untuk itu, BPPTKG menyebut bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi dengan status siaga atau level 3. Potensi bahaya Merapi saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Sedangkan, potensi bahaya pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Untuk lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif, dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan *panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," jelas Agus.

BPPTKG pun meminta masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement