REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hujan adalah fenomena alam yang biasa terjadi di bumi dan terjadi melalui proses fisika. Ada empat langkah proses terjadinya hujan, yakni proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasi.
Pertama, evaporasi adalah proses perubahan wujud air dari cair menjadi gas atau uap. Evaporasi terjadi karena adanya pemanasan matahari yang menyebabkan molekul-molekul air di permukaan bumi seperti di laut, sungai, danau atau tanah, mendapatkan energi kinetik yang cukup untuk lepas dari ikatan antarmolekul. Uap air yang terbentuk kemudian naik ke atas dan bercampur dengan udara di atmosfer.
Kedua, kondensasi adalah proses perubahan wujud air dari gas atau uap menjadi cair. Kondensasi terjadi karena adanya pendinginan udara yang menyebabkan molekul-molekul uap air kehilangan energi kinetik dan saling berikatan kembali. Uap air yang mengalami kondensasi membentuk butiran-butiran air yang sangat kecil yang disebut tetesan air. Tetesan-tetesan air ini kemudian berkumpul membentuk awan.
Ketiga, presipitasi adalah proses jatuhnya air dari awan ke permukaan bumi. Presipitasi terjadi karena adanya pertumbuhan dan penggabungan tetesan air di dalam awan yang menyebabkan massa dan beratnya bertambah. Ketika tetesan air sudah tidak dapat ditahan lagi oleh gaya apung udara, maka tetesan air akan jatuh ke bawah dengan gaya gravitasi. Presipitasi dapat berupa hujan, salju, hujan es, atau gerimis, tergantung pada suhu dan kelembaban udara.
Keempat, infiltrasi adalah proses masuknya air ke dalam tanah. Infiltrasi terjadi karena adanya porositas dan permeabilitas tanah yang memungkinkan air mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel tanah. Infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tanah, curah hujan, kemiringan lahan, vegetasi, dan aktivitas manusia. Infiltrasi berperan penting dalam menjaga keseimbangan air tanah dan siklus hidrologi.
Hujan Menghidupkan Lahan Mati
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
. . . . . . . . Kami halau ia (hujan) ke suatu negeri yang mati (tandus), lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat. (QS Al-A‘raf Ayat 57)
Mengenai peran hujan yang dikirimkan ke negeri atau tanah yang mati atau tandus, kemudian dengan hujan itu ditumbuhkan berbagai macam tumbuhan misalnya pohon buah-buahan. Seperti itulah gambaran Allah SWT menghidupkan orang-orang yang mati di hari kebangkitan nanti.
Para pakar ilmu pengetahuan sudah melakukan penelitian. Ditemukan bahwa hujan selain membawa butiran air yakni suatu materi yang penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di dunia, ternyata butiran air hujan juga membawa serta material yang berfungsi sebagai pupuk.
Saat air laut yang menguap dan mencapai awan, ia mengandung sesuatu yang dapat merevitalisasi daratan yang mati. Butiran air hujan yang mengandung bahan-bahan revitalisasi tersebut biasa dikenal dengan nama “surface tension droplets.” Bahan-bahan ini diperoleh dari lapisan permukaan laut yang ikut menguap. Pada lapisan tipis dengan ketebalan kurang dari seper-sepuluh milimeter dan biasa disebut “lapisan mikro” oleh para ahli biologi ini, ditemukan banyak serasah organik yang berasal dari dekomposisi algae renik dan zooplankton.
Beberapa serasah ini mengumpulkan dan menyerap beberapa elemen, seperti fosfor, magnesium dan potasium, yang jarang diperoleh di dalam air laut. Serasah ini juga menyerap logam berat seperti tembaga, zink, cobalt dan lead.
Maka tanaman di daratan akan memperoleh sebagian besar garam-garam mineral dan elemen lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhannya bersamaan dengan datangnya air hujan (yang berasal dari air laut yang menguap). Garam-garam yang turun bersama air hujan, merupakan suatu miniatur dari pupuk yang biasa digunakan dalam pertanian (Natrium, Potasium, Kalium dan sebagainya). Logam berat di udara akan membentuk elemen yang akan meningkatkan produktivitas pada saat pertumbuhan dan pembuahan tanaman.