Selasa 09 Jan 2024 14:06 WIB

OJK: Ekonomi AS Resilien tidak akan Resesi

Secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Tangkapan layar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Sirgar dalam konferensi pers RDK Bulanan OJK Desember 2023, Selasa (9/1/2024).
Foto: Dok.Tangkapan Layar
Tangkapan layar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Sirgar dalam konferensi pers RDK Bulanan OJK Desember 2023, Selasa (9/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan saat ini di Amerika Serikat, The Fed mengisyaratkan akan menurunkan kebijakan suku bunga. Diproyeksikan The Fed akan menurunkan suku bunganya sebesar 75 basis poin pada 2024.

“Dengan pasar menilai ekonomi Amerika Serikat masih cukup resilien dan diperkirakan tidak akan mengalami resesi,” kata Mahendra dalam konferensi pers RDK Bulanan OJK Desember 2023, Selasa (9/1/2024). 

Baca Juga

Meskipun begitu, Mehendra menuturkan, pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan. Beberapa diantaranya seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik Palestina dan Israel. 

“Serta penyelenggaraan pemilihan umum yang mencakup 50 persen populasi dunia termasuk di Amerika Serikat, Uni Eropa, India, dan Taiwan selain tentu di Indonesia,” ucap Mahendra. 

Secara umum, Mahendra menegaskan, sentimen di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember 2023. Hal tersebut disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan narasi soft lending di Amerika Serikat. 

“Hal ini mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging market dan penguasaan pasar keuangan global termasuk pasar keuangan di Indonesia,” tutur Mahendra. 

Volatilitas di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun. Di domestik, lanjut Mahendra, indikator utama perekonomian nasional positif diantaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang surplus dan PMI manufaktur yang masih ekspansif. 

Mahendra menambahkan, tingkat inflasi juga terjaga rendah pada level 2,61 persen secara tahunan dibandingkan pada November yang berada pada level 2,28 persen. Meskipun begitu, Mahendra mengatakan masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement