REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengunjungi dan memberikan pidato di Gereja Mother Emanuel AME yang berada di Charleston, Carolina Selatan, Senin (8/1/2024). Namun, ketika Biden menyampaikan pidatonya, sejumlah warga meneriakkan seruan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Jika Anda benar-benar peduli dengan nyawa yang hilang di sini, maka Anda harus menghormati nyawa yang hilang dan menyerukan gencatan senjata di Palestina,” teriak salah satu warga kepada Biden, dilaporkan Anadolu Agency.
Beberapa warga lainnya memekikkan “gencatan senjata sekarang”. Namun mereka kemudian dikawal untuk keluar dari aula gereja. Biden pun sempat mengomentari protes dan seruan gencatan senjata di Gaza yang disampaikan sejumlah warga tersebut.
“Saya memahami semangat mereka, dan saya diam-diam telah bekerja sama dengan Pemerintah Israel untuk mendorong mereka mengurangi dan keluar dari Gaza secara signifikan,” kata Biden. Pada 12 Desember 2023 lalu, Biden sempat menyampaikan bahwa Israel mulai kehilangan dukungan akibat kampanye pengeboman yang dilakukannya di Jalur Gaza. “Mereka (Israel) mulai kehilangan dukungan,” kata Biden, mengacu pada kekhawatiran komunitas internasional terhadap kampanye pengeboman Israel di Gaza.
Biden kemudian secara khusus menyoroti kabinet pemerintahan Netanyahu, terutama pos menteri keamanan nasional Israel yang dijabat tokoh sayap kanan Itamar Ben-Gvir. “Ini adalah pemerintahan paling konservatif dalam sejarah Israel,” ujarnya.
“Dia (Netanyahu-RED) harus mengubah pemerintahan ini. Pemerintahan di Israel membuat hal ini menjadi sangat sulit,” tambah Biden. Ia menekankan, Israel pada akhirnya tak bisa menolak eksistensi negara Palestina. “Kita mempunyai kesempatan untuk mulai menyatukan kawasan ini, dan mereka masih ingin melakukannya. Tapi kita harus memastikan bahwa Bibi (nama sapaan Netanyahu) memahami bahwa dia harus mengambil beberapa langkah untuk memperkuat. Anda tidak bisa mengatakan tidak ada negara Palestina. Itu akan menjadi bagian yang sulit,” ucap Biden.
Hingga saat ini Israel masih menggempur dan membombardir Gaza. Jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 telah menembus 23 ribu jiwa. Kebanyakan dari korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak.