REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Proses terjadinya hujan dapat dikatakan sebagai proses atau perubahan fisika.
Hal ini karena dalam prosesnya terjadi perubahan wujud air dari sungai, danau dan laut misalnya menjadi gas (uap/ penguapan), kemudian menjadi cair (butiran air yang sangat kecil) dan air tersebut jatuh dari atas ke bumi yang disebut hujan.
Setelah air hujan jatuh ke bumi, air tersebut masuk ke dalam tanah. Alquran belasan abad yang lalu telah menjelaskan proses terjadinya hujan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Ar-Rum Ayat 48. Meski pada saat itu teknologi manusia belum bisa menjelaskan proses terjadinya hujan secara ilmiah. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِىى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ
"Allahlah yang mengirim angin, lalu ia (angin) menggerakkan awan, kemudian Dia (Allah) membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya dan Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Maka, apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, seketika itu pula mereka bergembira.” (QS Ar-Rum Ayat 48)