REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 14 klub yang berkompetisi di IBL 2024 bukan sekadar bersaing di tengah lapangan untuk memenangkan pertandingan demi pertandingan. Namun klub juga bersaing dalam menggelar pertandingan kandang mereka.
Regulasi baru IBL musim ini yang menerapkan format home and away membuat klub kini harus mampu mengelola sebuah pertandingan. Bagaimana menciptakan atmosfer yang menarik dan mampu menarik minat penonton datang langsung memenuhi kandang mereka.
Jika sebelumnya IBL yang menangani semuanya, kini semua pengelolaan diserahkan sepenuhnya kepada klub yang menjadi tuan rumah. Mau dibuat seperti apa, penjualan tiketnya bagaimana, hingga nominal harga tiket yang dijual seberapa besar semua diserahkan oleh klub.
Menurut Direktur Utama IB, Junas Miradiarsyah IBL hanya akan mendampingi atau supervisi. "Kami memberikan masukan, apa saja yang harus dilakukan. Yang terpenting ada waktu berlatih bagi tim tuan rumah dan tim tamu. Waktu pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Sisanya terserah," kata Junas.
Untuk harga tiket semua diserahkan ke klub. "Berapa harganya, paket-paket tiket mau dijual seperti apa. Misalnya dijual harga tinggi untuk gim tertentu, dengan fasilitas tertentu terserah saja."
"Kami hanya kasih masukan saja, jangan sampai nanti fan merasa kemahalan malah lapangan jadi kosong. Yang kita mau, harga tinggi tapi antusiasme tinggi juga jadi industri olahraga bisa cepat terwujud," ujar Junas.
Laga pembuka musim antara juara bertahan Prawira Bandung dan Pelita Jaya Jakarta pada Sabtu (13/1/2024) pukul 20.00 nanti semuanya ditangani oleh Prawira sebagai tuan rumah. Menurut Junas, IBL juga tidak terlibat. Termasuk penentuan harga tiket yang dinilai sejumlah pihak terlalu mahal. Harga tiket terendah sebesar Rp 200 ribu.
"Kami hanya meminta ada seremoni untuk tim juara. Terserah nanti Prawira akan buat seperti apa, kalau di NBA penyerahan cincin juara, atau dengan bendera itu terserah," tegasnya.