REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam 24 jam setidaknya 57 jenazah dan 65 orang terluka dibawa ke Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa. Dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (9/1/2024) kementerian tidak memberikan detail lebih lanjut para korban.
Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober. Otoritas kesehatan setempat mengatakan serangan Israel sudah menewaskan lebih dari 23 ribu warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 59 ribu orang lainnya.
Israel mengklaim sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 240 lainnya diculik dalam serangan Hamas. PBB mengatakan operasi militer Israel mengakibatkan 85 persen warga Gaza terpaksa mengungsi dan semuanya mengalami kerawanan pangan.
Ratusan ribu orang hidup tanpa tempat berlindung, dan kurang dari setengah truk bantuan memasuki wilayah tersebut dibandingkan sebelum konflik terbaru pecah.
Sebelumnya koordinator tim medis darurat di Gaza Sean Casey memperingatkan seluruh sistem kesehatan di pemukiman warga Palestina itu akan segera ambruk. Sementara staf medis dan pasien melarikan diri dari fasilitas-fasilitas di Gaza selatan.
"Apa yang kami lihat benar-benar mengkhawatirkan di sekitar banyak rumah sakit dan meningkatnya pertempuran, sangat dekat dengan Rumah Sakit Gaza Eropa," katanya seperti dikutip dari Aljazirah.
"Kami melihat sistem kesehatan runtuh dengan sangat cepat," tambahnya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Sejak 7 Oktober, telah terjadi sekitar 600 serangan terhadap rumah sakit dan infrastruktur medis penting di Gaza. Serangan-serangan itu menewaskan 606 orang di dalam fasilitas kesehatan.
Serangan Israel juga memaksa semua rumah sakit di Gaza kecuali sembilan rumah sakit berhenti beroperasi. Rumah sakit yang tetap buka sangat kekurangan staf dan kekurangan sumber daya untuk merawat korban luka yang berdatangan setiap hari.