REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Politik 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto mengaku sependapat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar debat tak menjadi forum untuk menyerang secara personal. Namun, ia juga melihat bahwa serangan personal dilakukan Prabowo Subianto ke Anies Rasyid Baswedan.
"Memang harus dihindari serangan personal ya, seperti contohnya serangan Pak Prabowo ke Anies bilang 'sorry ye, sorry ye Mas Anies'. Nah kemudian sering disebut, tapi dengan nada yang negatif," ujar Andi di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (8/1/2024).
"Serangan-serangan personal seperti yang terlihat Pak Prabowo emosi ke Anies itu harus dihindari," sambungnya.
Ia pun mendukung debat menjadi ajang untuk menyerang lawan politiknya dengan data. Hal tersebut dilakukan oleh Ganjar Pranowo ketika menanyakan minimum essential force (MEF) yang merupakan salah satu program pembangunan sektor pertahanan Indonesia, tetapi tak mencapai target.
"Jadi bener-bener ngotak-ngatik data, ngotak-ngatik kebijakan, tidak melakukan serangan-serangan personal. Terutama menunjukkan emosi-emosi yang tidak perlu," ujar Andi.
Di samping itu, ia menginginkan adanya sedikit perubahan skema debat antara ketiga kontestan. Andi mengharapkan adanya segmen untuk para calon membahas satu pertanyaan tertentu, tanpa adanya batasan waktu untuk menanggapinya.
"Misalnya yang kami bayangkan itu misalnya segmen II berlangsung 15 menit, panelis mengeluarkan satu pertanyaan, lalu moderatornya mempersilakan paslon 1, 2, 3 untuk membahas pertanyaan dari panelis itu selama 15 menit secara bebas," ujar Andi.
"Tidak ada dua menit untuk paslon menjawab, satu menit untuk paslon 2 menanggapi, 1 menit untuk paslon 3 menanggapi," sambung mantan gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) itu.