JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) masuk dalam daftar lima besar calon investor asing pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Beberapa perusahaan asal Korsel dan investor lainnya tercatat sudah memberikan pernyataan minat resmi investasi atau Letter of Intent (LoI).
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Badan Otorita IKN (OIKN), Agung Wicaksono mencatat bahwa Korsel berada di peringkat ke lima negara yang berminat datang ke Indonesia untuk berinvestasi di IKN. Posisi tersebut dinilai cukup baik mengingat dalam daftar investor asing secara umum ada Singapura, Jepang, Malaysia, dan China yang berniat investasi di IKN.
"Saya rasa Korea Selatan masuk top 5 berminat investasi di IKN, peringkat 5 itu tergolong besar, itu sudah bagus. Dengan investasi secara umum masuk 10 besar. Ini bukan lagi soal peringkat. Bisa jadi peringkatnya tidak tinggi tapi angkanya (nilai investasinya) besar," ujar Agung dalam lokakarya yang diadakan Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada akhir tahun lalu.
Sekurangnya 10 investor dari Korsel sudah mnaruh minat dalam LoI di IKN. Sejumlah perusahaan seperti LG CNS, Korea Land & Housing Corporation, Samsung C&T, LX International, dan Shinhan Sekuritas Indonesia berniat menanamkan modalnya untuk pembangunan di IKN.
Adapun sejumlah sektor yang diminati para pengusaha dan calon investor Korsel di IKN, yaitu smart city (kota pintar), perumahan dan infrastruktur konektivitas. Berkelindan dengan pembangunan smart city, IKN akan belajar banyak dari Seoul yang lebih dulu berhasil.
"Kita masih belum bisa identifikasi jumlah uang (dari negara lain), karena itu akan tergantung pada apa yang kita pilih (proyek apa yang akan ditangani). Untuk smart city, banyak yang tertarik. Tapi kita harus pilih mana yang tepat sesuai mekanisme kita,” katanya.
Pihak OIKN mengamati bahwa Korsel bakal bisa banyak berkontribusi melalui kemajuan teknologi. Dia mencontohkan LG CNS yang menunjukkan kapabilitasnya di bidang smart city dalam membangun command center smart city-technology untuk lebih efisiensi pemanfaatan energi di area perumahan IKN.
"Di sisi lain, dalam hal infrastruktur konektivitas, perusahaan Korsel Daewoo tengah melakukan studi kelayakan untuk membangun terowongan tol bawah laut (immersed tunnel) di IKN," kata Agung.
Jika terlaksana, pembangunan tol bawah laut diperkirakan bisa memangkas waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN dari semula dua jam menjadi hanya 30 menit. Selain itu, Pemerintah tengah membangun jalan tol yang bakal memangkas waktu tempuh 50 menit Balikpapan-IKN. Penyelesaian ditargetkan tahun ini.
Sementara itu, menurut Agung, dalam menyeleksi investor asing, Pemerintah Indonesia memberlakukan sejumlah langkah, mulai dari uji kelayakan, evaluasi hasil uji kelayakan oleh konsultan yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan, hingga pembukaan tender. “Jadi, investor asing 'are on the way', tetapi ada proses seleksi yang harus kami jalankan terlebih dahulu,” kata dia.