Rabu 10 Jan 2024 11:59 WIB

Megawati Bela Relawan Ganjar Dihajar TNI di Boyolali: Rakyat Kamu Pentungi

Ketum PDIP tidak terima relawan Ganjar dipukul sampai bonyok oleh prajurit TNI.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.
Foto: Dok.TPN Ganjar-Mahfud
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyinggung peristiwa penganiayaan relawan Ganjar Pranowo oleh aparat TNI di Boyolali, Jawa Tengah pada akhir tahun lalu. Kala itu, ada enam relawan Ganjar jadi korban dan sampai ada yang harus dirawat di rumah sakit karena luka berat akibat pukulan.

Hal itu terjadi karena relawan itu melintasi Markas Kompi C Yonif Raider 408 di Boyolali, dengan menggeber kendaraannya. Apalagi, mereka hilir mudik di depan markas menggunakan knalpot brong.

Baca Juga

Megawati pun mengingatkan lagi aparat TNI maupun Polri telah diikat dengan sumpah untuk berkomitmen melindungi rakyat. Tapi di Boyolali, TNI justru memukuli rakyat.

"Yang salah itu siapa sih ketika kasus Boyolali. Sebenarnya apa yang ada dalam hati dan pikiran mereka. Kok enaknya rakyat dibegitukan," kata Mega saat berpidato di HUT ke 51 PDIP di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).

Harusnya, menurut Megawati, aparat negara baik itu TNI maupun Polri harus mengayomi rakyat. Ketika ada anak-anak muda relawan Ganjar-Mahfud yang bersenang-senang mengendarai motor dengan knalpot brong, aparat menurut Mega cukup dengan menegur.

Karena aparat kata dia harus paham bahwa anak-anak muda memiliki semangat yang menggebu-gebu sehingga terkadang terlihat sok jagoan. Meski begitu, lanjut Mega, aparat seharusnya tidak serta merta boleh melakukan kekerasan kepada anak muda yang seharusnya justru dilindungi sebagai warga negara.

"Lah ini kok enak men ya sampai bonyok gitu dipukuli. Saya mikir kok gini, orang tuanya (aparat pelaku pemukulan) sopo. Kan rakyat juga. Eleng lo," ucap Mega.

Presiden ke-5 RI itu mengingatkan bahwa semua aparat TNI dan Polri digaji oleh rakyat. Yakni dari pajak yang dibayarkan oleh rakyat dari berbagai macam profesi. Mega miris aparat yang digaji dengan uang rakyat tapi membabi buta memukuli rakyat.

"Rakyat kamu pentungi. Ha, penjajah baru boleh kamu tembak. Kalau rakyat, no, no, no. Kalian tahu lah siapa yang melakukan seperti itu di negara yang berdaulat ini, tidak boleh hanya sebagian yang merasa paling berkuasa," kata Mega menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement