REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya untuk melindungi orang-orang lemah. Bahkan Nabi SAW menyampaikan perumpamaan yang menunjukkan betapa utamanya tindakan melindungi orang-orang lemah.
Diriwayatkan dari Abu Al Darda, Nabi Muhammad SAW bersabda:
ابغوني الضُّعفاءَ، فإنَّما تُرزَقونَ وتُنصَرونَ بضُعفائِكُم
"Carilah aku pada orang-orang lemah. Sungguh kalian mendapat rezeki dan pertolongan karena keberadaan orang-orang lemah di antara kalian." (HR. Abu Daud, dan At Tirmidzi)
Hadits tersebut bersumber dari Shahih Abu Daud dan Al Silsilah Al Shahihah. Hadits ini digolongkan sebagai hadits yang shahih.
Lantas apa maksud hadits itu, yang menyebut 'carilah Nabi Muhammad SAW pada orang-orang lemah'?
Tidak dapat dipungkiri, kemiskinan dan semacamnya adalah salah satu hal dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Namun hadits tersebut menunjukkan bahwa kalangan orang miskin mendapat perhatian yang penuh dari Nabi Muhammad SAW.
Kata 'Ibghuuni' dalam hadits tersebut, berarti 'Uthlubuu lii', yang memiliki sejumlah makna yaitu 'carilah aku', 'mintalah kepadaku', dan 'mohonlah kepadaku'.
Adapun Adh Dhua'afa, bermakna Al Fuqara, yakni orang-orang yang miskin dan orang-orang yang tidak diperhatikan atau tidak dipedulikan karena keadaan dan penampilannya yang lusuh.
Maksud 'Carilah Nabi Muhammad SAW pada orang-orang lemah' ialah dengan mendekatkan diri kepada mereka, memeriksa keadaan mereka, menjaga hak-hak mereka, dan bersikap baik pada mereka melalui perbuatan maupun perkataan.
Dengan cara tersebut, yakni berbuat baik kepada orang-orang miskin, maka Allah SWT akan memberi rezeki dan juga pertolongan kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepada orang-orang miskin.
Adapun maksud dari 'Bi Dhu'afaa'ikum' mengacu pada kehadiran atau keberadaan orang-orang miskin di tengah umat Muslim yang memberikan kepedulian dan perhatian pada mereka. Ini juga merujuk pada keberkahan doa yang dipanjatkan oleh orang-orang lemah.
Umat Muslim akan meraih kemenangan tidak hanya karena telah menolong orang-orang lemah atau miskin, tetapi juga karena faktor lain. Mulai dari ketakwaan atas perintah Allah SWT, penegakan keadilan, amar makruf nahi mungkar, menjaga perdamaian, dan faktor-faktor kemenangan lainnya.
Hadits tersebut, juga mengandung peringatan bagi siapapun, khususnya orang-orang mampu, untuk tidak bersikap sombong pada orang-orang miskin maupun orang-orang lemah. Justru seorang Muslim yang mampu harus mengulurkan kasih sayangnya kepada orang-orang lemah. Karena ada keutamaan yang besar pada diri orang-orang yang lemah.
Sumber:
https://dorar.net/hadith/sharh/63158