REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah siswa di SDN Temanggung, Kecamatan Bojongasih, Kabupaten Tasikmalaya, harus belajar di kelas dengan lesehan. Sudah bertahun-tahun, kursi dan meja belajar siswa di sekolah itu mengalami kerusakan.
Guru SDN Temanggung Asep Sugianto mengatakan, kerusakan meja dan kursi itu sudah terjadi sejak 2014. Namun, hingga kini kerusakan itu tak kunjung diperbaiki. Pihak sekolah disebut telah beberapa kali mengajukan perbaikan ke dinas terkait, tapi perbaikan belum juga dilakukan.
"Meja sama kursi dari tahun 2014 sudah lapuk. Jadi kelas 3 itu belajar lesehan. Yang lain masih bisa dipaksakan," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (10/1/2024).
Menurut dia, kerusakan meja dan kursi itu makin banyak lantaran tak juga ada perbaikan. Selepas pandemi Covid-19, meja dan kursi di ruang kelas 5 juga ikut rusak dan tak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Jadi sekarang yang lesehan dua kelas, kelas 3 dan kelas 5. Di kelas 3 ada 13 orang dan kelas 5 ada 16 orang," ujar Asep.
Ia mengatakan, para siswa di kelas lain masih bisa melakukan KBM dengan meja dan kursi. Siswa kelas 1 dan kelas 2 menggunakan meja dan kursi secara bergantian, sementara siswa kelas 4 dan kelas 6 menggunakan meja dan kursi seadanya. Bahkan, satu meja ada yang digunakan untuk tiga orang siswa.
Menurut Asep, pihak dinas pendidikan sudah melakukan pemantauan ke sekolahnya pada Rabu pagi. Ia pun kini dipanggil oleh Bupati Tasikmalaya untuk menjelaskan kondisi sekolah.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya dapat segera melakukan perbaikan. Pasalnya, kondisi belajar tanpa meja dan kursi sangat tidak efektif.
"Mudah-mudahan usaha ini ada hasilnya. Kami butuh total 83 paket meja dan kursi. Soalnya yang ada juga sudah tidak layak," kata Asep.