REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) merekomendasikan investor untuk memberikan alokasi lebih besar pada reksa dana obligasi sebagai antisipasi terhadap potensi penurunan inflasi dan suku bunga acuan di tingkat global pada tahun 2024.
Selain itu, investor dapat menambahkan alokasi pada reksa dana saham secara bertahap seiring dengan potensi pergeseran minat investor global dari pasar saham developed market yang mengalami kenaikan pesat pada tahun lalu.
“Namun, tentunya portofolio investasi harus tetap disesuaikan dengan profil risiko setiap investor,” ujar Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi alias Adi di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Adi menjelaskan, inflasi global khususnya Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan menurun, sehingga mendorong penurunan suku bunga acuan The Fed yang akan berdampak positif terhadap pasar obligasi dan kinerja perusahaan-perusahaan, karena adanya penurunan cost of fund.
“Mandiri Investasi melihat imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dapat turun ke level 5,75 sampai 6,25 persen, dan IHSG berpotensi menyentuh level 8.000 di akhir 2024,” ujar Adi.
Dari dalam negeri, Ia memperkirakan perekonomian nasional berpotensi tumbuh positif pada tahun ini, dipicu adanya pemilihan umum (Pemilu), yang mendorong peningkatan belanja pemerintah dan pihak terkait lainnya.
Anak usaha PT Mandiri Sekuritas ini menargetkan dana kelolaan tumbuh 10 persen year on year (yoy) pada tahun 2024, yang ditopang oleh reksa dana terbuka dari kelas aset saham, obligasi dan pasar uang serta produk investasi alternatif.
“Selain dari peluncuran produk baru, kami akan meningkatkan dana kelolaan dari produk eksisting dengan menerapkan fitur share class. Dengan adanya share class, reksa dana kami dapat memenuhi kebutuhan investor yang dinamis secara kompetitif,” ujar Adi.
Pihaknya akan meningkatkan penetrasi nasabah melalui sinergi Mandiri Group dan meningkatkan pemasaran di Agen Penjual Efek Reksa Dana. “Untuk menjangkau nasabah di luar Indonesia, kami akan mengoptimalkan subsidiary Mandiri Investasi di Singapura yaitu Mandiri Investment Management Singapore,” ujar Adi.
Pada akhir 2023, perusahaan bagian Bank Mandiri Group ini mencatatkan total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) senilai Rp 43,34 triliun.
Selama tahun 2023, Mandiri Investasi menerbitkan beberapa produk investasi baru, salah satunya produk Reksa Dana Indeks ETF yang berinvestasi pada saham di indeks LQ45 yaitu Mandiri ETF LQ45.
Selain itu perseroan memperoleh berbagai penghargaan dalam pengelolaan investasi, salah satunya sebagai Best Investor pada ESG Award dari Yayasan SRI KEHATI yang merupakan bukti dari komitmen perusahaan dalam investasi yang berkelanjutan.
"Kami bersyukur Mandiri Investasi tetap dapat bertumbuh dan mempertahankan posisi pada 10 besar Manajer Investasi di Indonesia,” ujar Adi.