Rabu 10 Jan 2024 16:53 WIB

Banjir Lumpur di Perbukitan Cimenyan Bandung, Ini Penjelasan Polisi

Air di curug menjadi deras karena debit air yang bertambah karena musim hujan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Kondisi debit air di curug Batu Templek, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung yang mengecil setelah sempat debit air deras, Rabu (10/1/2024).
Foto: Dok Republika
Kondisi debit air di curug Batu Templek, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung yang mengecil setelah sempat debit air deras, Rabu (10/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rekaman video yang memperlihatkan banjir disertai lumpur di area perbukitan di Desa Cikadut, Cimenyan, Kabupaten Bandung viral di sejumlah akun media sosial, Rabu (10/1/2024) sekitar pukul 11.30 Wib hingga 12.55 Wib. Air mengalir deras dengan debit air yang besar.

Penjelasan dari video yang beredar tersebut yaitu banjir lumpur dari perbukitan Bandung Utara (Cimenyan, Kabupaten Bandung). Aliran lumpur menuju Kota Bandung di jalur Sindanglaya, Arcamanik, Cisaranten.

"Banjir lumpur berlangsung dari jam 11.30 Wib hingga 12.55 Wib. Lokasi Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung," mengutip dari keterangan media sosial.

Video tersebut didapatkan dari seorang relawan yang sedang mengirim bibit tanaman untuk petani Cikadut. Aliran air beserta lumpur berasal dari lahan pertanian Kawasan Bandung Utara di perbukitan Cikawari (sebelah hutan Arcamanik), Sentak Dulang dan Cisanggarung. Setelah ke Cisanggarung, aliran ke selatan di kali Sindanglaya Arcamanik hingga Cisaranten. Kejadian tersebut rutin terjadi puluhan tahun.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Cimenyan Kompol Nanang Heru mengatakan aliran air deras disertai lumpur terjadi di Curug Batu Templek Desa Cikadut. Namun, ia mengatakan aliran air yang deras tersebut bukan banjir.

Ia mengatakan, air di curug menjadi deras karena debit air yang bertambah karena musim hujan. "Iya (debit airnya yang naik)," ucap dia saat dikonfirmasi, Rabu (10/1/2024).

Ia mengungkapkan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Nanang mengatakan hasil pemeriksaan anggota di lapangan menyebutkan aliran air di curug menjadi deras karena musim hujan dan bukan banjir.

Salah seorang warga setempat Dicky mengatakan tidak terjadi banjir di Curug Batu Templek. Ia menyebut apabila memasuki musim hujan debit air besar disebabkan hujan di daerah atas Curug Batu Templek. "Memang di sini posisi kalau musim hujan, debit air besar. Ibarat di sini (curug) tidak hujan, di gunung sana hujan tahu tahu (air) gede," kata dia.

Ia pun mengatakan tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement