REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Lembaga perlindungan jurnalis Reporters without Borders (RSF) mengatakan mereka menerima jaminan dari kepala jaksa Mahkamah Pengadilan Internasional (ICC) Karim Khan, kejahatan terhadap jurnalis akan diselidiki dalam investigasi situasi di Palestina. RSF mengajukan dua pengaduan ke ICC mengenai pembunuhan jurnalis di Gaza.
"Pembantaian jurnalis di Gaza, setidaknya 70 orang yang sudah dibunuh sejak 7 Oktober, memerlukan tanggapan tegas dari ICC," kata sekretaris jenderal ICC Christophe Deloire seperti dikutip dari Aljazirah, Rabu (10/1/2024).
Kantor Kejaksaan ICC membunuh penyelidikan resmi situasi di Palestina pada Mei 2021. Sementara itu Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan setidaknya 70 wartawan Palestina, empat wartawan Israel dan tiga jurnalis Lebanon tewas sejak serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Serangan balasan Israel memicu konflik yang dikhawatirkan menyebar ke seluruh kawasan. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sudah lebih dari 23 ribu orang Palestina tewas dalam serangan Israel sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Israel membantah sengaja menyerang jurnalis dan mengatakan berupaya menghindari korban dari rakyat sipil. Mereka menyalahkan Hamas atas tingginya kematian warga sipil dengan mengklaim kelompok pembebasan Palestina itu bersembunyi di tengah pemukiman padat penduduk.
Sekitar 85 persen dari 2,3 juta populasi Gaza terpaksa meninggal rumah dan berlindung di tempat penampungan sementara di area yang Israel tetapkan sebagai zona aman di selatan Gaza. Tapi Israel rutin menggelar serangan ke daerah-daerah tersebut, membuat rakyat Palestina merasa tidak ada tempat yang aman bagi mereka.
Jurnalis Palestina memainkan peran penting dalam melaporkan konflik untuk media lokal dan internasional. Meski sebagian besar dari mereka kehilangan anggota keluarga atau harus mengungsi karena perang.
Israel dan Mesir yang mempertahankan blokade di Gaza melarang wartawan asing masuk ke Gaza sejak perang dimulai.
Baca juga: 5 Pilihan Doa Ini Bisa Jadi Munajat kepada Allah SWT Perlancar Rezeki
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan ratusan jurnalis, juru kamera dan fotografer gugur di Gaza, yang menekankan bahwa zionis Israel membenci anggota media.
Menlu Amirabdollahian menyampaikan pernyataan tersebut di halaman akun media sosial X miliknya pada Senin (8/1) malam.
Dalam unggahan yang dibuat untuk menghormati para anggota pers yang gugur dalam perang di Gaza, Menlu Iran itu menuturkan bahwa zionis Israel sangat takut dengan kesadaran dan penilaian masyarakat dunia.
Itulah mengapa rezim kriminal ini membenci anggota media yang berusaha memberikan informasi benar tentang perang di Gaza, kata Amirabdollahian.
Dia menambahkan bahwa 111 anggota media terbunuh dalam perang yang tidak adil di Gaza, yang berlangsung selama tiga bulan dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Dia juga menyampaikan rasa simpati kepada jurnalis Palestina Aljazeera di Gaza, Wael Dahdouh, yang kehilangan putranya saat Israel menggempur Gaza.