Kamis 11 Jan 2024 01:55 WIB

Beda Sikap Saudi dan Belgia Soal Israel, Saudi Masih Ingin Jalin Hubungan

Saudi meyakinkan normalisasi dengan Tel Aviv tak akan mengorbankan rakyat Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Seorang anak Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, (ilustrasi). Pangeran Arab Saudi meyakinkan normalisasi dengan Tel Aviv tidak akan mengorbankan rakyat Palestina.
Foto: AP Photo/Mohammed Dahman
Seorang anak Palestina yang terluka akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, (ilustrasi). Pangeran Arab Saudi meyakinkan normalisasi dengan Tel Aviv tidak akan mengorbankan rakyat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Konflik Israel dan Palestina masih terus berlangsung hingga saat ini. Tak hanya di kedua wilayah tersebut, konflik juga menimbulkan beragam reaksi dari berbagai negara termasuk Arab Saudi dan Belgia.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, pada Selasa (9/1/2024), Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris Pangeran Khalid bin Bandar mengungkapkan, negaranya sudah hampir menyepakati normalisasi diplomatik dengan Israel sebelum pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023. “(Kesepakatan normalisasi) sudah dekat, tidak ada keraguan,” ujarnya.

Baca Juga

Namun, Pangeran Khalid mengatakan, negaranya menghentikan pembicaraan normalisasi yang dimediasi Amerika Serikat (AS) setelah pecahnya perang di Gaza. Kendati demikian, Pangeran Khalid menyebut Saudi masih yakin untuk membangun hubungan dengan Israel meski jumlah korban akibat perang di Gaza sangat menyedihkan.

Pangeran Khalid meyakinkan normalisasi dengan Tel Aviv tidak akan mengorbankan rakyat Palestina. “Jadi meskipun kami masih percaya pada normalisasi, hal ini tidak akan merugikan rakyat Palestina,” ucapnya. 

Dia menekankan, meski terdapat minat dari para pemimpin negaranya untuk membangun hubungan resmi dengan Israel, Saudi akan tetap mendukung kemerdekaan Palestina. “Kami hampir mencapai normalisasi, oleh karena itu dekat dengan negara Palestina. Yang satu tidak akan terjadi tanpa yang lain. Urutannya, bagaimana pengelolaannya, itulah yang sedang dibahas,” kata Pangeran Khalid.

Pada Senin (8/1/2024) lalu, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menerima kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di AlUla. Selain membahas perkembangan situasi di Jalur Gaza, Blinken menyebut dia dan Pangeran MBS turut membahas perihal potensi normalisasi diplomatik Saudi-Israel. 

Belgia akan ikut jejak Afsel

Sementara itu, Belgia justru berencana mengikuti jejak Afrika Selatan (Afsel) menggugat Israel ke Mahkamah Internasional terkait agresinya di Jalur Gaza. Wakil Perdana Menteri Belgia Petra de Sutter menegaskan Belgia tidak boleh diam menyaksikan penderitaan penduduk Palestina.

“Belgia tidak bisa berdiam diri dan menyaksikan penderitaan manusia yang luar biasa di Gaza. Kita harus bertindak melawan ancaman genosida,” kata De Sutter lewat akun X (Twitter) resminya, Selasa (9/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor.

“Saya ingin Belgia mengambil tindakan di Mahkamah Internasional, mengikuti jejak Afrika Selatan. Saya akan mengusulkan hal ini di pemerintahan Belgia,” tambah De Sutter. 

Sebelumnya De Sutter telah menyerukan negaranya mengambil tindakan lebih keras terhadap Israel terkait agresinya ke Gaza. “Sudah waktunya memberikan sanksi terhadap Israel. Pengeboman itu tidak manusiawi. Sementara kejahatan perang terjadi di Gaza, Israel mengabaikan permintaan internasional untuk gencatan senjata,” kata De Sutter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement