Kamis 11 Jan 2024 07:08 WIB

Alotnya Mencari Titik Tengah Aksi Mogok Kerja Masinis Jerman

GDL meminta jam kerja untuk pekerja shift dikurangi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Sebuah kereta api diparkir di stasiun pusat setelah hujan salju lebat di Munich, Jerman, Sabtu, (2/12/2023).
Foto: AP Photo/Matthias Schrader
Sebuah kereta api diparkir di stasiun pusat setelah hujan salju lebat di Munich, Jerman, Sabtu, (2/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ratusan penumpang kereta Jerman terancam tiketnya dibatalkan karena masinis di perekonomian terbesar di Eropa itu menggelar aksi mogok kerja selama tiga hari. Sementara sebelumnya, unjuk rasa petani sudah berlangsung sejak awal pekan ini dan telah mengganggu lalu lintas jalan raya.

Serikat masinis GDL memulai mogok kerja mereka pada Rabu (10/1/2024) pagi. Bergabung dengan para masinis kereta kargo yang menggelar aksi walked out pada Selasa (9/1/2024) sore. Mogok akan berlangsung sampai Jumat (12/1/2024) sore.

Baca Juga

Memaksa perusahaan operator kereta nasional Deutsche Bahn hanya menjalankan jadwal darurat saja. Juru bicara Deutsche Bahn mengatakan satu dari lima layanan kereta cepat jarak jauh masih beroperasi dan layanan regional "dikurangi besar-besaran." Operator kereta api tersebut mendorong orang-orang untuk membatalkan atau menunda semua perjalanan yang tidak penting.

Di stasiun Berlin yang biasanya ramai, juru bicara itu menyebut, pemogokan sebagai "pemaksaan mutlak di pekan seperti ini, ketika suasana hati sudah terisi penuh dan kondisi yang sulit untuk mobilitas di Jerman membuat semuanya menjadi tantangan". Kepala asosiasi petani Jerman, DBV, berjanji untuk meningkatkan protes mereka pada Rabu ini. Setelah konvoi traktor dan truk awal pekan ini memblokir jalan di seluruh negeri.

Perselisihan yang sudah berlangsung lama mengenai upah dan jam kerja masinis kereta berkobar lagi setelah gencatan senjata selama tiga pekan selama Natal. Upaya Deutsche Bahn untuk memblokir aksi mogok kerja terbaru dengan perintah pengadilan juga tidak berhasil.

GDL meminta jam kerja untuk pekerja shift dikurangi, dari 38 jam menjadi 35 jam, dengan upah yang berlaku saat ini. Deutsche Bahn menawarkan fleksibilitas pada jam kerja namun menolak untuk menguranginya tanpa pemotongan gaji.

"Kami siap untuk berkompromi dan secara bertahap mengurangi jam kerja mingguan sehingga pihak pemberi kerja juga memiliki kesempatan untuk melatih staf," kata ketua GDL, Claus Weselsky, kepada lembaga penyiaran publik ZDF.

"Jika kami tidak mendapatkan apa-apa pada hari Jumat, kami akan beristirahat sejenak dan kemudian memasuki putaran aksi industrial berikutnya," tambahnya. Pemogokan kereta api kargo juga akan menyebabkan gangguan. Federasi Industri Jerman (BDI) memperingatkan adanya masalah rantai pasokan, dengan mengatakan hampir seperlima lalu lintas kargo Jerman diangkut melalui kereta.

"Di sini, kami juga berusaha meminimalkan dampak semaksimal mungkin," kata juru bicara Deutsche Bahn. Pemogokan kereta nasional menambah masalah ekonomi Jerman yang sedang berkembang, karena ekonomi terbesar di Eropa ini menghadapi data ekonomi makro yang lemah, tingkat suku bunga yang tinggi, dan meningkatnya kritik terhadap pemerintah koalisi.

Protes para petani pekan ini, yang dipicu kemarahan atas rencana pemotongan subsidi, telah menambah tekanan pada Kanselir Olaf Scholz, yang pemerintahannya sedang berusaha  menyelesaikan anggaran untuk 2024.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement