Kamis 11 Jan 2024 08:12 WIB

Cina Minta AS Hentikan Sinyal Keliru yang Dukung Kemerdekaan Taiwan

Mao Ning menegaskan AS perlu sungguh-sungguh mematuhi prinsip satu Cina.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Selasa (10/1/2024).
Foto: ANTARA/Desca Lidya Natalia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Cina pada Selasa (10/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning meminta Amerika Serikat (AS) berhenti mengirim sinyal keliru yang dapat diartikan memberi dukungan atas kemerdekaan Taiwan. "AS perlu menghentikan kontak resmi dengan Taiwan, berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada kelompok pendukung 'kemerdekaan Taiwan' dan menahan diri dari campur tangan dalam pemilu di wilayah Taiwan dalam bentuk apa pun," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, Rabu (10/1/2024).

Hal tersebut disampaikan Mao Ning menanggapi pertemuan antara Ketua DPR AS Mike Johnson dengan Duta Besar "de facto" Taiwan untuk AS Alexander Yui di Gedung Capitol, AS pada Selasa (9/1/2024). "Hanya ada satu Cina di dunia. Taiwan adalah bagian integral dari Cina, sehingga kami dengan tegas menentang AS melakukan segala bentuk kontak resmi dengan wilayah Taiwan," tambah Mao Ning.

Baca Juga

Mao Ning menegaskan agar AS perlu dengan sungguh-sungguh mematuhi prinsip "satu China" dan ketentuan dari tiga komunike bersama Cina-AS. "AS harus menangani masalah terkait Taiwan dengan bijaksana dan tepat. Upaya otoritas DPP (Partai Progresif Demokratik) untuk meminta dukungan dari AS dan negara-negara lain untuk 'kemerdekaan Taiwan' tidak akan berhasil," tegas Mao Ning.

Usai pertemuan antara Mike Johnson dan Alexander Yui, diberitakan bahwa Johnson mengungkapkan hubungan AS-Taiwan yang "kuat" dan menekankan pentingnya hubungan militer antara kedua negara demi kepentingan AS dan seluruh dunia. Sedangkan Yui juga menyampaikan pandangan yang sama dengan Johnson, yaitu menyebut hubungan AS-Taiwan yang erat dengan adanya komitmen jangka panjang untuk meningkatkan keamanan Taiwan. 

Termasuk juga, menjaga sistem demokrasi dan mempromosikan kemitraan ekonomi bilateral. AS diketahui sebagai pendukung dan pemasok senjata terpenting bagi Taiwan meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan pulau tersebut.

Taiwan saat ini bersiap untuk menggelar pemilihan presiden pada pertengahan Januari 2024. Ada empat calon yang akan berkompetisi yaitu Wakil pemimpin Taiwan William Lai Ching-te selaku calon dari DPP, Wali Kota New Taipei Citu Hou Yu-ih sebagai perwakilan dari Kuomintang (KMT), Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) dan kandidat independen, Terry Gou.

Di bawah kepemimpinan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP) sejak 2016, Taiwan mengambil sikap keras menentang Beijing serta prinsip "Satu Cina" yang mengatakan bahwa Taiwan merupakan wilayah di bawah kekuasaan Beijing. Kerasnya pendekatan DPP terhadap isu Taiwan mengakibatkan semakin memanasnya suasana di Selat Taiwan.

Namun pada November 2023, Presiden Cina Xi Jinping terbang ke AS dan mengadakan pertemuan puncak dengan timpalannya, Joe Biden, dalam upaya untuk meredakan ketegangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement