Kamis 11 Jan 2024 09:44 WIB

Pentingnya Menjaga Keseimbangan Hidup Agar tidak 'Gila' karena Kerjaan

Kecanduan bekerja bisa sangat berbahaya bagi diri sendiri.

Rep: Shelbi Asrianti / Red: Friska Yolandha
Workaholic (ilustrasi). Kecanduan bekerja bisa sangat berbahaya bagi diri sendiri.
Foto: Pixabay
Workaholic (ilustrasi). Kecanduan bekerja bisa sangat berbahaya bagi diri sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah unggahan di media sosial X (sebelumnya disebut Twitter) menyoroti topik tentang gila kerja. Pemilik akun @hooplaa_ membagikan kisah seseorang yang menjadi 'gila' akibat kebanyakan bekerja di usia 25 tahun.  

Dalam kisah yang dibagikan itu, sosok yang dijadikan sorotan akhirnya sadar dan tak mau lagi gila bekerja, meski sangat sukses secara finansial. Dia kini menjalani hidup lebih tenang dan seimbang, berkarya sesuai passion yang dimiliki.

Baca Juga

Nyatanya, kecanduan bekerja bisa sangat berbahaya bagi diri sendiri. Apabila seseorang terlalu fokus mengejar kesuksesan tanpa memperhatikan keseimbangan hidup, itu bisa mengimbas kesehatan dan kesejahteraan mental.

Bagaimana agar seseorang tidak bekerja secara berlebihan dan bisa mencapai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja yang sehat? Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan, termasuk meluangkan waktu untuk istirahat.

Jangan mengorbankan tubuh demi target finansial, sebab itu dapat menghancurkan kualitas hidup secara perlahan-lahan. Keuntungan dan pencapaian tujuan sangatlah penting, namun begitu pula kesehatan fisik maupun psikis.

"Seseorang yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dan mengelola energinya setiap hari akan mewujudkan produktivitas yang lebih tinggi, sekaligus memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi," kata Lori Harris dari Harris Whitesell Consulting.

Selain pengelolaan energi, seseorang juga perlu melakukan evaluasi diri secara berkala untuk mencapai keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Identifikasilah apa yang mendorong Anda bekerja keras selama ini. 

Seseorang bekerja karena ingin.... 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement