Kamis 11 Jan 2024 15:15 WIB

Memprediksi Kepunahan Israel (Bagian 2)

Kalau tak ingin musnah Israek harys mengembangkan sikap quotthe survival of the friendliestquot.

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Hamas bobol pagar dan bakar tank Merkava di Gaza.
Hamas bobol pagar dan bakar tank Merkava di Gaza.

Gerakan boikot produk Israel merupakan salah satu bentuk protes terhadap kebijakan-kebijakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia, terutama terhadap rakyat Palestina.

Gerakan ini bertujuan untuk menekan Israel agar mengubah sikapnya yang dianggap arogan, represif, dan ekspansionis.

Dari persepektif teori "Survival of the friendliest", gerakan ini dapat diartikan sebagai upaya untuk memaksa Israel agar lebih bersahabat dan kooperatif dengan negara-negara lain, khususnya dengan tetangganya yang mayoritas Muslim.

Jika Israel terus-menerus menolak untuk berdialog dan berdamai, ia akan semakin terisolasi dan kehilangan dukungan dari dunia internasional. Hal ini dapat membahayakan kelangsungan hidup negara tersebut di masa depan.

Namun, buku ini bukanlah satu-satunya yang menawarkan pandangan optimis tentang sifat kemanusiaan.

Beberapa buku lain yang membahas topik ini seperti buku The Dawn of Everything: A New History of Humanity (2021) karya David Graeber dan David Wengrow, yang menantang narasi konvensional tentang asal-usul peradaban dan menunjukkan bahwa manusia memiliki sejarah yang beragam dan kreatif dalam membentuk masyarakat mereka.

Juga buku How to Change the Course of Human History (2018) karya David Graeber dan David Wengrow, yang merupakan artikel pendek yang merangkum gagasan utama dari buku The Dawn of Everything.


Buku The Better Angels of Our Nature: The Decline of Violence in History and Its Causes (2011) karya Steven Pinker, yang menggunakan data empiris untuk membuktikan bahwa tingkat kekerasan di dunia telah menurun secara dramatis sejak zaman prasejarah hingga saat ini.

Juga buku The Ascent of Man (1973) karya Jacob Bronowski, yang merupakan buku dan seri televisi yang menggambarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil dari bakat manusia untuk berpikir rasional dan kritis.

Titik kulminasi tentang sejarah masa depan umat manusia dapat kita baca pada buku Humankind: A Hopeful History(2020) karya Rutger Bregman, yang mengkritik pandangan pesimis tentang manusia sebagai makhluk rakus dan agresif, dan mengajukan bukti-bukti bahwa manusia sebenarnya memiliki potensi untuk bersikap baik, murah hati, dan saling membantu.

Buku ini merupakan ekstensi dari buku Utopia for Realists: How We Can Build the Ideal World (2017) karya Rutger Bregman, yang mengusulkan beberapa ide radikal untuk mereformasi sistem sosial dan ekonomi, seperti pendapatan dasar universal, minggu kerja 15 jam, dan perbatasan terbuka.

Buku Conscious Evolution: Awakening the Power of Our Social Potential (2015) karya Barbara Marx Hubbard, yang menggagas konsep evolusi sadar sebagai proses di mana manusia secara aktif dan kolektif menciptakan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan planet ini.

Instinc untuk mencintai sesama manusia meski berbeda bangsa, negara, bahasa, ras dan budaya bisa ditengok di buku The Compassionate Instinct: The Science of Human Goodness(2010). Buku ini aadalah ebuah antologi artikel yang disunting oleh Dacher Keltner, Jason Marsh, dan Jeremy Adam Smith, yang memaparkan hasil penelitian terkini dari berbagai bidang ilmu tentang bagaimana manusia memiliki naluri untuk berempati, bekerja sama, dan peduli terhadap orang lain.

Buku Big History and the Future of Humanity (2015) karya Fred Spier, yang merupakan salah satu buku tentang big history, yaitu cabang ilmu yang mencoba menjelaskan sejarah alam semesta dari ledakan besar hingga masa kini dengan menggunakan perspektif interdisipliner.

Buku ini bahkan hadir secara menggemparkan melebihi dari buku Sapiens: A Brief History of Humankind (2014) karya Yuval N. Harari, yang merupakan buku populer yang menceritakan sejarah manusia dari zaman batu hingga zaman modern, dengan menyoroti peran penting dari imajinasi, agama, uang, dan sains dalam membentuk masyarakat manusia.


Buku-buku di atas memberikan gambaran yang berbeda-beda tentang sifat kemanusiaan dan sejarahnya. Namun, mereka juga memiliki kesamaan, yaitu bahwa mereka mengakui bahwa manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan mengubah nasib mereka sendiri.

Dengan demikian, tidak ada yang bisa memprediksi kapan punahnya suatu negara dalam sejarah kemanusiaan di masa depan, karena itu tergantung pada pilihan dan tindakan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Sejarah bukanlah takdir, melainkan tantangan.

Salah satu topik yang menarik dalam studi sejarah kemanusiaan adalah bagaimana faktor-faktor seperti kerjasama, persaingan, konflik, dan kekerasan mempengaruhi kelangsungan hidup dan perkembangan berbagai kelompok manusia.

Buku baru karya Graeber dan Wengrow (2021) berjudul The Dawn of Everything: A New History of Humanity menantang pandangan konvensional bahwa sejarah manusia adalah sejarah peradaban yang linear dan progresif, yang didorong oleh pertumbuhan populasi, peningkatan kompleksitas sosial, dan dominasi kekuasaan politik.

Mereka mengajukan argumen bahwa sejarah manusia adalah sejarah eksperimen sosial yang beragam dan kreatif, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekologis, ekonomi, budaya, dan psikologis. Mereka juga menyoroti peran penting dari kerjasama, solidaritas, dan kebaikan dalam membentuk masyarakat manusia.


Salah satu konsep kunci yang digunakan oleh Graeber dan Wengrow untuk menjelaskan dinamika sejarah kemanusiaan adalah "the survival of the friendliest" (2021: 15).

Konsep ini mengacu pada gagasan bahwa manusia bukan hanya makhluk yang kompetitif dan agresif, tetapi juga makhluk yang kooperatif dan altruistik.

Konsep ini didasarkan pada penelitian biologi evolusi, antropologi, psikologi, dan ilmu sosial lainnya, yang menunjukkan bahwa manusia memiliki kapasitas bawaan untuk berempati, berbagi, membantu, dan bekerja sama dengan sesama manusia dan makhluk hidup lainnya (Tattersall 1999; Smith 2019; Fromm 2023).

Konsep ini juga menantang pandangan Hobbesian bahwa manusia secara alami jahat, egois, dan haus kekuasaan, yang membutuhkan negara atau otoritas tertinggi untuk menjaga ketertiban dan perdamaian (Schwartz 1987; Heilbroner 1991; Glover 2012).

Graeber dan Wengrow menggunakan konsep "the survival of the friendliest" untuk mengkritik narasi sejarah yang menyajikan negara sebagai bentuk organisasi sosial tertinggi dan paling rasional, yang mampu memberikan stabilitas, keamanan, kemakmuran, dan kemajuan bagi masyarakatnya.

Mereka menunjukkan bahwa negara seringkali merupakan sumber ketidakadilan, penindasan, eksploitasi, dan kekerasan, yang mengorbankan kebebasan, keragaman, dan kesejahteraan banyak orang demi kepentingan segelintir elit (Graeber dan Wengrow 2021; 2018).

Mereka juga menunjukkan bahwa ada banyak contoh sejarah di mana masyarakat tanpa negara atau dengan bentuk negara yang lemah atau fleksibel dapat hidup dengan damai, harmonis, egaliter, dan sejahtera, dengan mengandalkan mekanisme sosial seperti kesepakatan bersama, musyawarah, konsensus, solidaritas, reciprocitas, dan gotong royong (Graeber dan Wengrow 2021; Braudel 1992a; 1992b).

Dengan demikian, Graeber dan Wengrow menawarkan pandangan sejarah kemanusiaan yang lebih optimis dan inspiratif daripada pandangan sejarah yang fatalistik dan pesimis.

Mereka mengajak kita untuk belajar dari masa lalu tentang kemungkinan-kemungkinan sosial yang berbeda dan lebih baik daripada status quo saat ini. Mereka juga mengajak kita untuk membayangkan masa depan yang lebih adil, demokratis, inklusif, dan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia dan planet ini.

Mereka berpendapat bahwa kunci untuk mencapai masa depan tersebut adalah dengan mengembangkan sikap "the survival of the friendliest" di antara kita semua.


Referensi:

Bregman, Rutger. Humankind: A hopeful history. Bloomsbury Publishing, 2020.

Bregman, Rutger. Utopia for realists: How we can build the ideal world. Hachette UK, 2017.

Bronowski, Jacob. The ascent of man. Random House, 2011.

Graeber, David, and David Wengrow. "How to change the course of human history." Eurozine. Retrieved from https://www. eurozine. com/change-course-human-history (2018).

Graeber, David, and David Wengrow. The dawn of everything: A new history of humanity. Penguin UK, 2021.

Geddes, Linda, "Survival of the friendliest." New Scientist. Vol. 224.2998 (2014): 30-31.

Harari, Yuval N. Sapiens: A brief history of humankind. Random House, 2014.

Hubbard, Barbara Marx. Conscious evolution: Awakening the power of our social potential. New World Library, 2015.

Keltner, Dacher, Jason Marsh, and Jeremy Adam Smith, eds. The compassionate instinct: The science of human goodness. WW Norton & Company, 2010.

Pinker, Steven. The better angels of our nature: The decline of violence in history and its causes. Penguin uk, 2011.

Spier, Fred. Big history and the future of humanity. John Wiley & Sons, 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement