REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berbagai peristiwa penumpang yang dirugikan oleh oknum yang melakukan imitasi brand taksi biru di beberapa wilayah Bali marak terjadi, hingga mencoreng industri pariwisata Indonesia.
General Manager Area Timur dan Vice President Marketing PT Blue Bird Tbk, Panca Wiadnyana, mengungkapkan, Bluebird merasa bangga karena dipercaya menjadi taksi yang mampu melayani wisatawan mancanegara. Sebagai perusahaan mobilitas yang sudah memasuki usia 52 tahun, kenyamanan dan keamanan penumpang selalu menjadi prioritas Bluebird.
Hal ini menjadi landasan komitmen Bluebird untuk memberikan layanan Standar Nyaman Indonesia (SNI) dengan tiga pilar utama. Yaitu armada yang terstandardisasi, pengemudi yang profesional, dan kemudahan aksesibilitas.
"Hanya saja, informasi positif mengenai Bluebird di travel blog dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab dengan meniru identitas Bluebird demi mendapatkan keuntungan," kata Panca melalui keterangan tulis, Kamis (11/1/2024).
Panca mengungkapkan, taksi Bluebird bukan sekadar biru. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan penumpang sebelum naik taksi.
Armada Bluebird berwarna frost blue. Memiliki taxi sign atau mahkota dengan logo burung Bluebird di bagian atas mobil dan tulisan "TAKSI". Terdapat tulisan Bluebird dan logo di atas kaca mobil bagian depan.
Terdapat logo Bluebird dan PT Praja Bali Transportasi di bagian pintu samping. Lalu, ada kode armada di bagian belakang, samping dan bagian dalam taksi berupa huruf dan angka. Armada yang terstandarisasi dengan AC dingin dan bersih.
Terdapat ID card data pengemudi di dashboard bagian depan. Menggunakan argo di layar IoT yang berada di dalam armada (tidak tembak harga). Pengemudi taksi juga mengikuti arahan rute dari tamu.
Pengemudi profesional menggunakan seragam batik biru dengan logo Bluebird. Pengemudi menerima pembayaran menggunakan tunai ataupun nontunai.
"Kami menyarankan, pengguna akan lebih aman jika memesan taksi Bluebird melalui aplikasi MyBluebird, pangkalan resmi yang ada di Bandara, hotel, dan destinasi favorit lainnya," kata Panca.
Sebelumnya, pada Mei 2023, wisatawan asing (wisman) asal Singapura diperas oleh sopir taksi biru palsu. Baru-baru ini, peristiwa yang sama kembali terulang di awal Januari 2024, akibat ulah oknum sopir taksi yang tidak bertanggung jawab. Dua wisman asal Amerika diancam dengan senjata tajam dan diperas oleh sopir taksi biru palsu untuk membayar hingga 50 dolar AS atau setara dengan Rp 700 ribu viral di media sosial.