Kamis 11 Jan 2024 16:53 WIB

Tafsir Surat Yasin 67: Keistimewaan Otak Manusia

Alquran mengabadikan tentang bagaimana keistimewaan otak manusia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Alquran.
Foto: Dok Republika
Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Alquran mengabadikan tentang bagaimana keistimewaan otak manusia yang menyimpan begitu banyak memori. Hal ini ada dalam Surat Yasin ayat 67. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ

Baca Juga

"Dan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga tidak sanggup kembali." (QS. Yasin ayat 67)

Dalam "Sains dalam Al-Qur'an: Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah", Dr Nadiah Thayyarah menjelaskan, di dalam otak setiap orang terdapat organ yang bernama memori. Peran memori ini amat penting dalam kehidupan. Beberapa ilmuwan menyimpulkan hal tersebut dari firman Allah pada Surat Yasin ayat 67 itu.

"Bagaimana Anda bisa kembali pulang ke rumah? Bagaimana pula Anda bisa tahu letak dan posisi rumah Anda itu? Rumah adalah sebuah tempat yang telah tersimpan dalam memori Anda," jelasnya.

Dr Nadiah memberi contoh lain, yaitu misalnya ketika seseorang sedang berada di toko, bagaimana bisa mengambil satu barang dari satu tempat, dan dari tempat lain Anda mengambil barang lainnya? Ini karena semua barang itu telah tersimpan dalam memori orang tersebut.

"Saat Anda berada di rumah, Anda tahu tempat-tempat setiap benda yang dibutuhkan. Lalu di mana Anda menyimpan semua benda-benda tersebut? Saat di sekolah, membaca buku, atau mengerjakan ujian, bagaimana Anda bisa mengerjakan ujian tersebut? Semua informasi dan pengetahuan tersebut telah tersimpan dalam memori," paparnya.

Tanpa memori, manusia tidak berwujud apa-apa dan tidak berguna. Mustahil bagi manusia untuk belajar dan mengajar. Sejumlah makalah ilmiah yang berbicara tentang memori menyimpulkan, jika manusia hidup selama 60 tahun, ada banyak gambaran yang disimpan memorinya, yang jumlahnya melebihi 60 miliar informasi dan pengetahuan.

"Jika kita salin semua memori ini ke dalam buku, niscaya akan membutuhkan ribuan jilid buku yang menyimpan bermacam informasi yang sampai sekarang tidak diketahui di mana posisinya di dalam otak. Ada banyak teori yang berasumsi bahwa memori tidak bertempat di otak. Ia hanya berhubungan dengan kehidupan jiwa seseorang," jelasnya.

Setiap informasi yang masuk kepada manusia, sebagiannya disimpan di tempat yang dekat agar mudah dikeluarkan kembali. Sebagiannya disimpan di tempat yang jauh, bahkan sebagiannya lagi tidak disimpan sama sekali. Jika informasi itu disimpan, maka ia akan diklasifikasi berdasarkan jenisnya.

Ada memori tentang hal-hal yang dihasilkan dari indra penciuman, memori hasil penglihatan, memori tentang wujud dan keberadaan benda-benda, memori tentang warna, memori tentang aroma parfum, dan juga memori tentang nama-nama. Hal ini amat kompleks dan rumit.

Ketika mengeksplorasi sesuatu atau ingin mengenalinya, maka memori akan melakukan proses coding dalam waktu yang amat cepat. Jika seseorang diberi parfum, tentu ia akan menghirupnya dan langsung mengenali baunya berdasarkan jenis wangi-wangian yang telah tersimpan sebelumnya dalam memori.

"Parfum yang Anda cium barusan mulai melintasi sekian jenis wangi-wangian tersebut hingga akan mendapatkan kecocokannya," demikian penjelasan Dr Nadiah.

Selain itu juga hal-hal yang dihasilkan melalui indra penciuman, atau yang dimakan dan dirasa. Memori itu berisi berbagai perasaan, wajah-wajah manusia, nama-nama dan angka-angka dan segala hal.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement