REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hubungan intim yang dilakukan oleh pasangan suami istri (pasutri) atau jimak bukanlah dosa. Bahkan mereka yang melakukannya mendapatkan pahala. Dengan berjimak diharapkan dapat memperoleh keturunan yang sholeh sholehah.
Dalam Islam ada tata cara berjimak yang dianjurkan dikerjakan. Menurut Mahbub Maafi dalam bukunya "Tanya Jawab: Fikih Sehari-Hari" menerangkan lima hal dianjurkan dilakukan sebelum berjimak. Pertama, disunnahkan membaca bismillah sebelum memulai jimak.
Kemudian yang kedua adalah membaca surah al-Ikhlas. Ketiga membaca takbir (Allahu Akbar) dan tahlil (Laailaha Illallah). Lalu dilanjutkan sunnah yang keempat yakni membaca doa: "Bismillahil-'aliyy al-azhim. Allahumma ij'alha dzurriyatan thayyibah, in kunta qaddarta an tukhrija dzalika min shulbi. Allahumma jannibni asy-syaithan wa jannib asy-syaithan ma razaqtana".
Dan sunnah yang kelima adalah menutupnya dengan selimut ketika berjimak atau tidak bertelanjang bulat. Dan suami istri disunahkan agar memulai hubungan intim dengan pemanasan yakni belaian atau ciuman.
Tak hanya itu Islam mengatur bagaimana berjimak. Ketika melakujan jimak posisi suami istri agar tidak menghadap kiblat. Kemudian menghindari banyak bicara. Dan ketika istri menjelang orgasme suami mengatakan bacaan di dalam hatinya yakni: "alhamdulillahil-ladzi khalaqa minal-ma basyara faja'alahu nasaban wa syahra wa kana robbuka qodira".
Dan juga diusakan orgasme secara bersamaan. Namun apabila ingin melakukan yang kedua kalinya maka dianjurkan membersihkan kemaluannya terlebih dahulu. Anjuran-anjuran tersebut juga dikemukanan oleh Al-Ghazali dalam Ihya' Ulumuddinnya.
Allah dalam beberapa firmannya mengungkapkan doa agar mendapatkan keturunan yang sholeh-sholehah. Kehadiran buah hati dari pasangan suami istri bisa menjadi penerang sekaligus kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga. Anak juga bagian dari melanjutkan keturunan.
Seperti dalam surah As-Safaat ayat 100:
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Rabbihab li minas-sālihin
Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh."
Ayat lainnya tentang keturunan adalah surah Maryam ayat 5:
وَإِنِّى خِفْتُ ٱلْمَوَٰلِىَ مِن وَرَآءِى وَكَانَتِ ٱمْرَأَتِى عَاقِرًا فَهَبْ لِى مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا
wa innī khiftul-mawāliya miw warā`ī wa kānatimra`atī 'āqiran fa hab lī mil ladungka waliyyā
Artinya: "Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra."