REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Rajab memiliki banyak sebutan. Di antara sebutan-sebutan ini, ada satu yang paling yang terkenal yaitu Al Asom, yang bermakna tuli. Karena, selama di bulan Rajab ini, tidak ada suara dentingan senjata. Sebab di bulan inilah, diharamkan berperang.
Bulan Rajab disebut juga Al Asab, yang berarti curahan rahmat di dalamnya. Sebutan lain untuk Rajab, yaitu Munasshil Al Asinnah.
BACA JUGA: Empat Kapal Perang Asing Kibarkan Merah Putih di Laut Mediterania
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya, dari riwayat Abu Raja' Al Atharidi, yang berkata:
كُنَّا نَعْبُدُ الْحَجَرَ فَإِذَا وَجَدْنَا حَجَرًا هُوَ أَخْيَرُ مِنْهُ أَلْقَيْنَاهُ وَأَخَذْنَا الْآخَرَ فَإِذَا لَمْ نَجِدْ حَجَرًا جَمَعْنَا جُثْوَةً مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ جِئْنَا بِالشَّاةِ فَحَلَبْنَاهُ عَلَيْهِ ثُمَّ طُفْنَا بِهِ فَإِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَجَبٍ قُلْنَا مُنَصِّلُ الْأَسِنَّةِ فَلَا نَدَعُ رُمْحًا فِيهِ حَدِيدَةٌ وَلَا سَهْمًا فِيهِ حَدِيدَةٌ إِلَّا نَزَعْنَاهُ وَأَلْقَيْنَاهُ شَهْرَ رَجَبٍ
"Dulu kami menyembah batu. Jika kami mendapatkan batu yang lebih baik, maka kami melemparkannya dan mengambil yang lain. Dan bila kami tidak menemukan batu, kami mengumpulkan segenggam tanah, lalu kami bawakan seekor kambing kemudian kami peraskan susu untuknya. Lalu kami thawaf dengannya. Bila datang bulan Rajab, kami mengatakan, 'Tidak ada peperangan' (Munasshil Al Asinnah), sehingga kami tidak membiarkan tombak maupun panah yang tajam kecuali kami cabut dan kami lemparkan sebagai pengagungan terhadap bulan Rajab." (HR. Bukhari)
Bulan Rajab adalah salah satu bulan...