Marcello Lippi bercerita tentang salah satu pengalaman unik selama menangani tim nasional Italia pada Piala Dunia 2006. Gli Azzurri menjadi juara.
Lippi mengenang aksi pasukannya ketika mempersiapkan diri jelang pertandingan menghadapi Jerman. Saat itu sudah di babak semifinal. Ia sampai meminta Fabio Cannavaro dan rekan-rekan melepas celana.
Mengapa demikian? Ia mencurigai ada pihak yang memantau mereka berlatih. Lippi mencari cara untuk mengelabui 'mata-mata' tersebut.
"Pada pagi, di hari semifinal melawan Jerman, kami sedang melakukan pemanasan di dekat Dortmund, ketika saya melihat kilatan cahaya datang dari pepohonan di dekatnya. Saya curiga fotografer bersembunyi dan mencoba mendapatkan informasi mengenai taktik kami," kata sosok yang meraih semua gelar di level klub bersama Juventus itu, dikutip dari Football Italia.
Ia memberi tahu para pemain mengenai kecurigaannya. Ia lantas meminta sederet jugador negeri spaghetti menghadap ke pepohonan. Semua membungkuk dan menurunkan celana pendek.
"Mereka melakukannya dan kami semua tertawa. Fakta bahwa tidak ada foto yang dipublikasikan menunjukkan bahwa tidak ada fotografer, tapi setidaknya kami bersenang-senang," ujar Lippi.
Ia menegaskan keharmonisan merupakan salah satu elemen utama yang diperlukan tim pemenang. Kualitas teknis saja tidak cukup. Kekompakan membuat semua potensi bisa dimaksimalkan.
"Pelatih terbaik bukanlah yang paling kompeten, tapi pelatih yang mampu menciptakan semangat tim terbaik," ujar Lippi.
Allenatore 75 tahun itu menegaskan sensasi memenangkan Piala Dunia untuk negara sendiri tak ada bandingannya. Lebih dari semua kegembiraan yang pernah dialaminya saat berprestasi di Juve. Bersama si Nyonya Tua, ia mendapatkan scudetto dan Liga Champions.
"Emosi memberikan Piala Dunia untuk Italia sungguh unik," tutur Lippi.
Ia mengakui mereka juga dinaungi sedikit keberuntungan dalam perjalanan di Jerman. Gli Azzurri terhindar dari undian menghadapi sejumlah tim besar hingga semifinal.