REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak nasional mencapai 605,5 ribu barel oil per day (BOPD). Realisasi ini memang lebih rendah dari realisasi 2022 sebesar 612,3 Ribu BOPD.
Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto menjelaskan, meski realisasi lifting lebih rendah dari 2022 tapi dari sisi selisih capaian lebih baik. Sebab, pada 2022 realisasi lifting turun 7 persen dibandingkan 2021. Namun pada 2023 turun 1 persen saja.
"Artinya, penurunan ini bisa terus kita tekan. Kita berharap di tahun ini tidak ada penurunan," kata Dwi di Kantor SKK Migas, di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Sedangkan realisasi lifting gas mencapai 5.378 MMSCFD. Realisasi ini naik dibandingkan realisasi 2022 sebesar 5.347 MMSCFD, atau naik 10 persen.
"Tren untuk gas memang bukan turun, tapi naik. Terlebih lagi untuk tahun ini ada beberapa proyek gas yang onstream akan menambah peningkatan lifting gas," kata Dwi.
Dari capaian tersebut, total kontribusi para perusahaan hulu migas terhadap penerimaan negara sebesar 14,59 miliar dolar AS. Realisasi investasi hulu migas sebesar 13,7 miliar dolar AS.