REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Menkopolhukam Mahfud MD menjadi khatib shalat Jumat di Masjid An Nur Sangeng Kramat, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). Dalam khutbahnya, Mahfud menyampaikan kisah Alqomah yang durhaka ke ibunya.
Mahfud menilai kisah itu bisa dijadikan pelajaran agar hidup tenang dan mati nyaman.
"Para jemaah, dalam hidup ini tidak ada yang lebih penting dari ketenangan hidup dan kenyamanan mati, hidup tenang, mati nyaman," kata Mahfud dalam keterangannya pada Sabtu (13/1/2024).
Mahfud mengingatkan Alqomah menemui kesulitan saat mati karena durhaka, serta Sang Ibu tidak memaafkan. Alqomah baru bisa mati usai luluh hati ibu dan memaafkan.
"Itu kematian yang menyengsarakan. Tidak ada gunanya harta, anak dan istrimu tidak bisa menolong, yang bisa menolong hanya orang yang datang kepada Allah dengan hati damai," ujar Mahfud.
Mahfud turut menyampaikan damainya kepergian Nabi Muhammad. Termasuk jelang kepergian saat Rasulullah tersenyum, menangis dan membuat Fatimah bingung. Ternyata, Nabi tersenyum karena begitu senang ingin menghadap Allah SWT. Tapi, Nabi juga menangis karena melihat kalau keluarganya akan menangisi kepergiannya.
"Saudara, itulah cara mati yang nyaman, itulah yang disebut datang kepada Allah dalam hati yang damai. Siapa yang bisa mambawa hati damai, itu adalah orang-orang yang bertaqwa," ujar Mahfud.
Setelah shalat Jumat, Mahfud melakukan ziarah ke makam Habib Abdullah bin Ali Al Haddad yang tidak jauh dari Masjid An Nur. Masjid An Nur sendiri merupakan salah satu peninggalan dari Habib Abdullah.