REPUBLIKA.CO.ID, SOLO — Budi Sofi kembali ikut menjadi pekerja untuk penyortiran dan pelipatan suara suara pemilihan umum (pemilu). Pekerjaan setiap momen pemilu ini menjadi tambahan penghasilan baginya.
Budi mengaku sudah sejak pemilu presiden-wakil presiden (pilpres) 2004 terlibat dalam proses sortir dan lipat (sorlip) surat suara. “Saya ikut pelipatan sejak pemilu pertama SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dulu, sudah melipat, sampai sekarang,” kata dia, yang menjadi pekerja sorlip surat suara pemilu 2024 di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (13/1/2024).
Dalam proses sorlip surat suara kali ini, Budi mengatakan, pekerja dibagi ke dalam grup. Satu grup itu berbagi tugas. Sehari, kata dia, satu grup bisa mengerjakan sorlip sampai tiga kotak atau sekitar 6.000 surat suara.
“Satu grup itu ada tiga-empat orang. Satu menyortir, dua ngelipat, yang satu ngareti. Jadi, satu grup bisa cepat,” ujar Budi.
Selain mengaku tak kesulitan dalam proses sorlip, Budi mengatakan, bayarannya juga terbilang lumayan. Menurut dia, untuk satu surat suara pilpres dibayar Rp 150. Sedangkan untuk surat suara pemilu DPD dibayar Rp 175 per lembar.
“Ya kira-kira sekitar 200 ribuan lah (sehari) . Ya (totalnya) setidaknya 1.6 jutaan lah. Daripada di rumah, kan bisa jadi pekerjaan tambahan,” ujar Budi.
Ketua KPU Kota Solo Bambang Christanto mengatakan, proses sorlip surat suara pemilu 2024 di Kota Solo sudah dimulai sejak 11 Januari lalu. Proses sorlip ini dilakukan di sejumlah tempat. “Lokasi sortir lipat pertama untuk Kecamatan Pasar Kliwon, Serengan dan Laweyan,” katanya.