REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Catatan cemerlang mengawali 2024 disaat beberapa saham perbankan raksasa mencetak rekor all time high pada penutupan perdagangan Jumat (12/1/2023). Salah satunya diciptakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI yang kembali menyentuh rekor tertingginya.
Pada penutupan perdagangan Jumat (12/1/2024), BRI mencatatkan penguatan harga sebesar 1,74 persen menyusul catatan gemilang sepanjang 2024 berjalan sahamnya terparkir di zona hijau. Sampai pada akhirnya, BBRI kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di level Rp 5.850.
Pada Jumat (12/1/2024), saham BBRI sendiri telah diperdagangkan sebanyak 109,72 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp639,48 miliar. Dengan peningkatan tersebut, kapitalisasi pasar BRI menjadi Rp 879,04 triliun.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, lonjakan saham bank-bank besar termasuk BBRI dipicu oleh perubahan alokasi investasi yang sering terjadi awal tahun atau January Effect. Selain itu hal ini semakin diperkuat oleh proyeksi kinerja positif untuk tahun fiskal 2023 yang diprediksi akan meningkat.
Oktavianus yakin saham-saham besar berpotensi akan terus melesat seiring kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter dari bank sentral. Hal tersebut juga seiring dengan potensi penurunan imbal hasil obligasi yang mendorong arus masuk ke IHSG di Indonesia.
"Diperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia yang masih di atas lima persen dapat mendorong daya beli masyarakat," kata Oktavianus.
Pencapaian tersebut sesuai dari rekomendasi Investasiku sebelumnya yang mana pergerakan BBRI hari ini direkomendasikan untuk buy atau beli dengan target price di level Rp 5.700. Dari analisis tersebut mengungkapkan bahwa BBRI saat ini sedang membentuk candle Bullish Engulfing dengan potensi penguatan ke area harmonic resistance Fibonacci 161.8.
Hal tersebyt didukung oleh indikator MACD yang bergerak di area positif. Itu juga membuat BBRI memiliki rasio Price Earnings (PE) sebesar 15,4x yang menunjukkan posisi valuasi undervalue, karena berada dekat -1 PE standar deviasi selama lima tahun terakhir, yakni sebesar 14.2x.
Capaian tersebut melanjutkan capaian positif dan kinerja BRI sejak tahun lalu. Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan keberhasilan yang dicapai BRI mencerminkan kemampuan perseroan dalam merespons berbagai tantangan. Sunarso juga mengatakan bahwa BRI memiliki optimisme yang besar untuk mengarungi iklim bisnis pada 2024. Sebab BRI memiliki fundamental yang kuat.
Hal tersebut juga ditopang oleh stiumulus fiskal yang diharapkan mampu meningkatkan purchasing power masyarakat, faktor pemilihan umum, serta manajemen risiko perbankan yang semakin baik karena telah berkali-kali menghadapi krisis. "Di sisi lain BRI juga telah memiliki sumber pertumbuhan baru yakni holding ultra mikro," ujar Sunarso.