Sabtu 13 Jan 2024 19:07 WIB

Adu Sindir, Fahri Hamzah Minta Imam Shamsi Ali Jadi Anggota Kongres AS Ikuti Jejak Omar

Imam Shamsi Ali meminta Fahri agar fokus menasihati diri sendiri.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adu kicauan antara politikus Partai Gelora Fahri Hamzah dan Imam Shamsi Ali belum selesai. Sebelumnya Imam Shamsi Ali meminta Fahri agar fokus menasihati diri sendiri. Hal itu disampaikan Imam Shamsi Ali merespons tulisan Fahri dalam sebuah gambar.

Dalam tulisan itu, Fahri menyatakan, "kalau pernah mencicipi kekayaan orang halal bersyukur. Jangan cela pribadinya. Kekayaan itu bukan aib. Apalagi pernah Anda pakai. Legal dan halal lagi. Gak etis banget sih. Terus terang Ane keberatan cara ente. Gak sopan, yang punya badan mungkin dia. Tapi yang tau kan marah."

Baca Juga

Tidak dijelaskan siapa yang disindir oleh Fahri. Namun kutipan dalam gambar ini direspons oleh Imam Shamsi Ali. 

"Teman kita Fahri Hamzah lagi menasehati diri sendiri. Dulu menikmati posisi lewat PKS….begitu kah? Sekarang memposisikan diri antitesis dari PKS. Dulu tajam ke Jokowi. Sekarang muji setinggi langit… berpolitik itu saya kira dengan nilai. Bukan dengan mata pragmatis!"

Fahri Hamzah tidak terima dengan kicauan tersebut. Keduanya pun sempat silang pendapat. Fahri Hamzah sempat menulis "IMAM dan POLITISI". 

Berikut salah satu kutipan kritikannya, 

Pak @ShamsiAli2 menyebut diri imam, beda dengan saya. Saya sejak awal memang memilih berpolitik.  Mendirikan partai politik. Berpihak dan memilih. Memilih bertarung dan dalam politik ini ada kawan ada lawan meskipun politik kita dlm demokrasi jauh lebih halus dan lembut tetap saja pilihan pilihan kasar harus kita buat. Sementara para kyai, ustadz dan muballig tidak harus membuat pilihan kasar itu.

Tetapi dalam situasi seperti sekarang, kita tidak punya hak untuk melarang orang untuk mengambil sikap politik. Tetapi sebaiknya jika antum ingin mengambil sikap politik maka bisa hanya pada level ide dan pikiran karena itu akan jauh lebih elegan. 

Kalo antum terpaksa menjadi berpihak secara lebih kasar kepada partai atau orang tertentu, maka sebaiknya mengumumkan diri sebagai tim sukses atau relawan atau anggota partai akan jauh lebih bijaksana dan terang benderang.  

Imam Shamsi Ali pun merespons cicitan dari Fahri Hamzah tersebut. Shamsi menyatakan bahwa ia bukan politisi. "Saya bkn politisi tapi sy berpolitik krn paham politik. Dan kehidupan saya Walau sudah di Amerika banyak ditentukan oleh sepak terjang pada politisi di tanah air. Ini bukan sesuap nasi. Tapi bagian dari membangun imej. Saya ingin melihat pemimpin berkarakter, pintar, berwawasan."

Namun perang kicauan ini belum berakhir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement