REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengingatkan para relawan dan simpatisan untuk tak takut diintimidasi atau ditekan dalam bentuk apa pun. Sebaliknya, ia mengingatkan agar peristiwa pengeroyokan relawan oleh oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah, menjadi yang terakhir.
"Itu (kasus Boyolali) jadi yang terakhir, kami mengapresiasi juga TNI yang merespon cepat, dan kepada para pendukung, untuk tertib dan mematuhi aturan," ujar Ganjar lewat keterangannya, Sabtu (13/1/2024).
Di sisi lain, Ganjar meminta para relawan maupun pendukungnya agar mematuhi segala ketentuan. Apalagi jadwal kampanye terbuka akan segera dimulai pada 21 Januari hingga 10 Februari mendatang.
"Jadi kalau sudah tertib dan ikut aturan. Masih saja diganggu, tabrak saja. Kita tidak takut, kita lawan, sudah ada tim yang dibentuk, kita laporkan, kita lawan secara konstitusional," ujar Ganjar.
Menurutnya, peristiwa serupa juga dialami PDI selama perlawanannya melawan pemerintahan era Orde Baru. Termasuk dalam memperjuangkan pemilihan umum (Pemilu) yang demokratis dan terlibatnya masyarakat secara langsung.
Berkaca dari semangat itu, Ganjar pun optimistis bahwa kekuatan demokrasi akan menang. Karena PDIP bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan Partai Hanura satu barisan bersama rakyat.
"Kekuatan kita selalu gremetnya, gelindingnya, kawan-kawan bersatu dengan rakyat, rasanya tidak dimiliki oleh yang lain," ujar Ganjar.
Kekuatan akar rumput itulah yang menjadi pembeda dirinya, Mahfud MD, dan partai politik pengusungnya. Ia optimistis bisa mematahkan berbagai catatan survei elektabilitas dan meminta pendukungnya tak khawatir.
"Rangkul rakyat sebanyak-banyaknya, temui mereka, sampaikan seluruh program, jawab pertanyaan mereka, dan ajari mereka nyoblos," ujar mantan gubernur Jawa Tengah itu.