Senin 15 Jan 2024 00:03 WIB

Bolehkah Puasa Rajab dan Syaban Berturut-turut Hingga Ramadhan?

Umat Islam sebaikany tidak membebani diri dengan berpuasa melebihi kemampuan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi.
Foto: www.pixabay.com
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu amalan ibadah yang baik adalah puasa sunnah. Dalam menyambut momentum bulan-bulan mulia dalam Islam, bolehkah melakukan puasa Rajab dan Syaban berturut-turut hingga Ramadhan?

Dilansir di About Islam, Ahad (14/1/2024), Cendekiawan Muslim terkemuka yang juga Ketua Komite Fatwa Al-Azhar, almarhum Syekh Atiyyah Saqr pernah menyampaikan mengenai posisi puasa di bulan-bulan mulia dalam Islam.

Baca Juga

BACA JUGA: Surat Yasin Lengkap 83 Ayat Arab, Latin, dan Terjemahan

Puasa Ramadhan

Puasa di bulan Ramadhan, menurut Syekh Saqr, adalah wajib sebagaimana halnya puasa untuk menunaikan nazar, atau sebagai penebus dosa. Sedangkan puasa yang lain hanya dianjurkan saja. Nabi Muhammad SAW mendorong umat Islam untuk melakukan puasa sunnah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam hadits yang shahih.

"Sesungguhnya barang siapa yang berpuasa satu hari karena ridha Allah, maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api (Neraka) selama (jarak yang ditempuh dengan perjalanan) tujuh puluh tahun." (HR. Bukhari dan Muslim).

Puasa di bulan Rajab

Selain itu, puasa terpuji adalah pada bulan-bulan haram (mulia), salah satunya Rajab, begitu pula pada bulan Syaban. Akan tetapi, Imam Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa tercela berpuasa di bulan Rajab dengan niat menjadikannya serupa dengan Ramadhan atau mengira bahwa puasa tersebut mempunyai keistimewaan pada bulan itu sendiri.

Terdapat hadits shahih tentang keutamaan puasa di bulan Syaban. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Sayyidah Aisyah berkata, "Nabi biasa menjalankan puasa paling banyak di bulan Syaban; bahkan nampaknya Nabi berpuasa sepanjang bulan itu. Dalam riwayat mengenai hal ini, diriwayatkan bahwa Nabi SAW melakukan hal tersebut dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan."

An-Nasa’i meriwayatkan bahwa...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement