Beramal Bulan Haram, Diberi Amalan Berlipat tapi Juga Bisa Dosa Meningkat
SAJADA.ID---Bulan Rajab, bulan Muharam, Bulan Dzulqa'dah dan bulan Dzulhijjah Disebut dengan bulan mulia atau bulan haram. Keempat bulan yang dinamakan 'haram' ini disebutkan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 36.
Menurut Ibnu Abbas, Allah SWT memang mengkhususkan empat bulan sebagai bulan haram (bulan yang dimuliakan). Sebab, jika berbuat dosa pada bulan-bulan tersebut, dosanya akan lebih besar dibandingkan bulan yang lain. Begitu juga sebaliknya, bila berbuat amal saleh, ganjaran kebaikan akan diperoleh dengan pahala yang berlipat-lipat. (Latho-if Al Ma'arif, 207).
Poin tersebut menjadi keutamaan bulan haram, yakni dilipatgandakan ganjaran bagi seorang Muslim yang mengerjakan amal saleh. Sehingga dia akan senantiasa berada di tengah-tengah amalan.
Banyak ulama menyebutkan, karena empat bulan tersebut dimuliakan oleh Allah SWT, maka pastinya amalan baik yang dikerjakan akan ditingkatkan pahalanya. Dan sebaliknya, mereka yang berbuat maksiat atau dosa, maka akan juga dilipatgandakan. Karena itu, hendaknya umat Islam memperbanyak amal kebaikan di bulan yang dimuliakan Allah SWT tersebut.
Adapun amalan utama yang biasa dilakukan pada bulan haram, misalnya. Pada 10 hari awal Dzulhijah, umat dianjurkan untuk melakukan amalan sebanyak-banyaknya dan tidak terpaku pada sebuah amalan saja. Seperti, shalat, sedekah, membaca Alquran, dan amalan saleh lainnya.
Selain itu, pada bulan Muharam (Asy Syura), umat juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunah. Seperti Rasulullah SAW pernah bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya tentang shalat, apakah yang lebih utama setelah shalat fardu? Rasulullah menjawab, shalat qiyamul lail (shalat malam/tahajud). Kemudian, sang sahabat bertanya lagi, puasa apa yang paling utama setelah puasa Ramadan? Rasulullah menjawab puasa pada bulan Allah yang diberi nama Muharram.
Sedangkan Dzulqa'dah, masyarakat Arab sangat menghormati bulan ini. Di zaman jahiliyah, Dzulqa'dah merupakan waktu yang tepat untuk berdagang dan memamerkan syair-syair mereka.
Mereka mengadakan pasar-pasar tertentu untuk menggelar pertunjukan pamer syair, pamer kehormatan suku dan golongan, sambil berdagang di sekitar Makkah. Selanjutnya, mereka melaksanakan ibadah haji.
Sedangkan Rajab, juga termasuk bulan haram (suci). Bahkan dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulan Rasulullah, dan Ramadhan bulan umatnya. Umat Islam sangat dianjurkan memperbanyak ibadah dan istighfar pada bulan-bulan haram ini.
(Syahruddin El Fikri)