Senin 15 Jan 2024 08:27 WIB

100 Hari Perang Gaza: Tak Diketahui Kapan Konflik akan Berakhir 

Gaza sekarang pada dasarnya menjadi tidak bisa dihuni.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Hafil
Massa menggelar aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024). Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Palestina dalam menghadapi konflik dengan Israel. Massa juga menuntut gencatan senjata menjelang 100 hari pembantaian yang dilakukan Israel kepada warga Palestina di Jalur Gaza, membuka blokade secara menyeluruh untuk bantuan kemanusiaan. Selain itu, massa juga ikut mendukung tindakan Afrika Selatan yang menggugat Israel ke Pengadilan Internasional atas dugaan genosida oleh Israel terhadap Palestina di Gaza.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa menggelar aksi solidaritas global untuk Gaza di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Sabtu (13/1/2024). Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian dan dukungan terhadap Palestina dalam menghadapi konflik dengan Israel. Massa juga menuntut gencatan senjata menjelang 100 hari pembantaian yang dilakukan Israel kepada warga Palestina di Jalur Gaza, membuka blokade secara menyeluruh untuk bantuan kemanusiaan. Selain itu, massa juga ikut mendukung tindakan Afrika Selatan yang menggugat Israel ke Pengadilan Internasional atas dugaan genosida oleh Israel terhadap Palestina di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pada Ahad (14/1/2024), perang Israel-Hamas sudah memasuki hari ke-100. Perang ini sudah menjadi perang paling mematikan dan terlama Israel di Palestina sejak negara itu didirikan tahun 1948 dan belum ada tanda-tanda perang akan berakhir.

Israel mendeklarasikan perang sebagai balasan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu. Israel mengeklaim, dalam serangan itu yang paling mematikan dalam sejarah Israel itu Hamas membunuh 1.200 orang dan menculik 240 lainnya.

Baca Juga

Israel meresponsnya serangan udara intensif selama satu pekan ke Gaza yang dikuasai Hamas lalu memperluasnya dengan serangan darat. Tel Aviv mengatakan tujuan operasi militernya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

Sebagian sandera sudah dibebaskan dalam gencatan senjata selama satu pekan pada akhir November lalu. Masih lebih dari 100 sandera yang ditawan Hamas di Gaza. Operasi militer Israel menimbulkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.