REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andrea Belotti menyebut AS Roma telah berjuang mati-matian dalam kekalahan 1-3 dari AC Milan pada pekan ke-20 Serie A Liga Italia, Senin (15/1/2024) dini hari WIB. Hasil ini membuat mereka turun ke posisi kesembilan di klasemen.
Giallorossi sempat bangkit setelah tertinggal 0-2 melalui gol penalti Leandro Paredes. Namun, saat hendak mencoba menyamakan kedudukan, Theo Hernandez mematikan perlawanan Roma di San Siro lewat golnya.
Dengan larangan bermain Jose Mourinho, Roma hanya mengirim striker pengganti Belotti untuk wawancara media. "Jelas kami sedang kesulitan, karena ketika Anda mengalami kekalahan tertentu, Anda tidak bisa bahagia atau santai. Kami kalah dalam derby dan ada banyak rasa frustrasi dalam hal ini,” kata Belotti kepada DAZN, dikutip dari Football Italia.
Menurutnya, Roma telah memiliki pendekatan dan organisasi yang baik pada dini hari tadi. Namun ketika bermain cukup baik dan tertinggal, itu membuat Roma tidak berdaya.
"Ketika kami kebobolan gol kedua, kami meningkatkan tempo dan terbuka untuk mengambil lebih banyak risiko. Lalu setelah kami mencetak gol penalti, saya benar-benar merasa kami akan menyamakan kedudukan. Sayangnya, gol ketiga (Milan) mengakhirinya," ujarnya.
Rekor Roma menghadapi klub-klub besar musim ini terbilang mengecewakan, hanya mengalahkan Napoli 2-0, kemudian bermain imbang dengan Lazio, Fiorentina, dan Atalanta, lalu dua kali kalah dari Milan, Inter, dan Juventus.
Setelah tanpa Paulo Dybala dan Renato Sanches, Roma juga harus kehilangan Gianluca Mancini yang harus keluar pada babak pertama karena cedera. Baik Mancini dan Bryan Cristante mendapat kartu kuning dan akan diskors untuk pertandingan Serie A berikutnya melawan Verona.
Namun, untuk beberapa pekan ke depan Roma hanya mempunyai satu pertandingan yang harus dihadapi dalam satu waktu dan itu bisa membantu karena kurangnya rotasi skuad.
“Kami melihat detail-detail kecil dapat membuat perbedaan dalam penampilan yang bagus. Ketika Anda punya waktu enam hari untuk mempersiapkan pertandingan, itu membuat perbedaan besar, karena sering kali kami hampir tidak bisa berlatih sama sekali.
"Sekarang kami punya waktu untuk membenahi diri secara fisik dan mental, dan juga mencoba beberapa gerakan taktis di tempat latihan. Kami merasa seperti kami mencapai titik terendah saat ini, namun itu berarti satu-satunya jalan adalah naik," kata dia.