Senin 15 Jan 2024 14:42 WIB

Ganjar Sebut Pentingnya KTP Sakti Selesaikan Persoalan Pupuk

KTP Sakti adalah program satu kartu terpadu Indonesia yang diusung Ganjar Mahfud

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berbicara dalam acara PerintisRISE di Post Bloc, Jakarta, Ahad (14/1/2024) . Acara dihadiri sekitar 1.000 anggota komunitas pemberdayaan anak muda yang tergabung dalam Generasi Perintis dari berbagai daerah tersebut mengangkat beberapa isu berkaitan dengan anak muda.
Foto: Republika/Prayogi
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berbicara dalam acara PerintisRISE di Post Bloc, Jakarta, Ahad (14/1/2024) . Acara dihadiri sekitar 1.000 anggota komunitas pemberdayaan anak muda yang tergabung dalam Generasi Perintis dari berbagai daerah tersebut mengangkat beberapa isu berkaitan dengan anak muda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menekankan pentingnya keberadaan KTP Sakti dalam menyelesaikan permasalahan pupuk yang langka dan mahal di Indonesia.

"Semua perencanaan kita basisnya adalah data. Semakin datanya baik, maka perencanaan kita makin baik," kata Ganjar Pranowo saat kegiatan Temu Kelompok Tani, UMKM, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat di Purbalingga, Jawa Tengah, Senin (15/1/2024).

KTP Sakti adalah program satu kartu terpadu Indonesia yang diusung capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo - Mahfud MD. Program KTP Sakti akan menyatukan berbagai program bantuan sosial yang sudah ada, agar lebih terpadu dan tepat sasaran.

Pihaknya mengatakan permasalahan pertanian yang ada diantaranya lahan di Pulau Jawa semakin sempit, dan perubahan iklim.

Dua isu utama terkait pertanian adalah pupuk dan obat-obatan mahal, dan sementara harga beras di konsumen yang mahal.

Pihaknya menekankan persoalan itu tidak bisa diselesaikan dengan pasar pupuk murah. "Politik ingin menyelesaikan persoalan dengan kejutan-kejutan sesaat. Sama nasibnya dengan BLT. Jika kita tidak menyelesaikan di sisi ujungnya, yo ora bisa. Di ujungnya apa? Data," kata mantan Gubernur Jawa Tengah itu.

Dalam kampanye tersebut, Ganjar Pranowo mengatakan adanya potensi yang sebenarnya bisa dioptimalkan untuk mengembangkan pertanian pangan Indonesia.

"Kalau kita bicara makan, mesti makannya nasi. Padahal Indonesia Timur tidak (makan nasi). (Makannya) papeda, sagu. Atau yang di Wonogiri makannya tiwul," katanya.

Ganjar Pranowo mengatakan tiwul yang diolah dengan baik, rasanya mirip dengan nasi. Kemudian pihaknya juga menyoroti beras analog yang dibuat dari singkong maupun jagung.

"Beras analog itu dibuat dari singkong, jagung. Dicetak seperti beras," katanya. Pihaknya juga mengatakan sumber bahan pokok lainnya adalah porang yang harganya relatif mahal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement