REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 03, didoakan menang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024.
Doa kemenangan ini dibacakan saat Mahfud MD hadir dalam Silaturahmi dengan Pimpinan Gereja dan Tokoh Masyarakat, di Aula Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jetun, Silangit, Sumatera Utara pada Ahad (14/1/2024).
"Tuhan, menangkanlah bapak Ganjar Pranowo dan bapak Mahfud MD menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia 2024-2029," kata Pendeta Freds Sihombing yang membcakan doa dan diamini para pendeta, tokoh masyarakat, dan ratusan jamaah HKBP yang memadati tempat acara.
Keputusan dalam menentukan pilihan terhadap Capres Cawapres nomor urut 03, lanjut Pendeta Freds, adalah berdasarkan track record, pengalaman panjang bagi pasangan baik Ganjar maupun Mahfud untuk memimpin negeri.
"Memutuskan mereka sebagai pilihan, dan mendoakan dengan yakin, Tuhan akan memenangkan karena mereka adalah pemimpin yang takut akan Tuhan," lanjut Pendeta Freds.
Dalam doa, Pendeta Freds menegaskan akan terus berdoa sepenuh hati serta berjuang sekuat tenaga, agar Ganjar-Mahfud memimpin Indonesia.
"Biarkan mereka berangkat dari kawasan Danau Toba ini, bersama Tuhan kami menang, bersama Tuhan bangsa ini menang," ujar Pendeta Freds mengakhiri doa dan disambut riuh doa penutup jamaah.
Mahfud MD hadir di Dapil 2 Sumatera Utara ini didampingi Ketua Umum Parta Perindo Hary Tanoesoedibjo dan petinggi partai-partai pengusung pasangan Ganjar-Mahfud lainnya.
Di hari yang sama, Mahfud MD sempat menghadiri acara di Gereja Rumah Persembahan, Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara pada Ahad (14/1/2024). Dalam orasi kebangsaannya, Mahfud menyatakan kebebasan beragama bukan hanya tertulis dalam konstitusi, tetapi ada dalam keseharian warga bangsa.
"Saya kira ini yang harus kita terus jaga," pesan Mahfud kepada ribuan umat Kristiani yang hadir.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini bercerita sejarah awal kemerdekaan. Ada dua kutub pemahaman, satu ingin mendirikan negara sekuler, kedua ingin mendirikan negara agama. Terjadi perdebatan yang argumentasinya sama-sama kuat.
Hebatnya, para pendiri bangsa ketemu jalan kompromi. Bertemu di kalimat yang sama, yang dalam bahasa Islam-nya, Kalimatun Sawa. Indonesia bukan negara agama juga bukan negara sekuler.
"Yang menyangkut peribadatan, itu urusan internal. Tidak boleh diintervensi, negara melindungi dan menjamin. Yang menyangkut kepentingan dan tujuan bersama, adalah pandangan dan visi tentang negara, pemerintahan yang bersih, demokrasi yang jujur, memberantas korupsi, kesamaan semua ini diikat Pancasila," ujar Mahfud.
Mahfud bersyukur, kehidupan toleransi antar umat beragama terjaga dengan baik. Dalam dua tahun ini tak ada aksi terorisme.
"Dalam dua tahun ini, tidak ada bom meledak. Kita patut bersyukur. Terakhir 2021. Situasi kini lebih aman," sebut Mahfud.