Selasa 16 Jan 2024 08:16 WIB

Pesepak Bola Israel Tinggalkan Turki Usai Selebrasi Kontroversial Terkait Serangan ke Gaza

Sagiv Jehezkel meninggalkan Turki setelah dibebaskan dari penahanan polisi.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Israr Itah
Sagiv Jehezkel
Foto: EPA-EFE/Jakub Kaczmarczyk
Sagiv Jehezkel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesepak bola Israel, Sagiv Jehezkel, dilaporkan telah meninggalkan Turki pada Senin (15/1/2024) waktu setempat setelah dia diinterogasi oleh polisi atas pesan yang dia tampilkan di pergelangan tangannya dalam selebrasi gol di Turki Super Liga. Sagiv ditangkap aparat setempat setelah menunjukkan pesan menyangkut invasi Israel ke Gaza dalam selebrasi golnya untuk Antalyaspor.

Tulisan "100 hari. 7/10" yang menyinggung 100 hari sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober diperlihatkan sang pemain pada perban di pergelangan tangan kirinya usai mencetak gol penyeimbang untuk Antalyaspor dalam hasil seri 1-1 melawan Trabsonspor, Ahad (14/1/2024).

Baca Juga

"Sagiv Jehezkel, pesepak bola Israel di Antalyaspor, meninggalkan negara kami pada pukul 17.15 waktu setempat, " kata Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya di platform media sosial X, dilansir Reuters, Selasa (16/1/2024).

Polisi Turki telah menahan Jehezkel semalaman dan membebaskannya pada Senin. Menteri Kehakiman Yilmaz Tunc, jaksa menyelidiki Jehezkel atas tuduhan menghasut orang untuk membenci dan bermusuhan. Sebab, ia memperlihatkan catatan yang tertulis di pergelangan tangannya yang diperban bertuliskan "100 hari, 7.10", di samping lambang Bintang Daud Yahudi.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihak berwenang Turki membebaskan Jehezkel dari tahanan polisi dan bahwa dia akan kembali ke Israel pada Senin, dan menteri pertahanannya mengecam penahanan tersebut, menuduh Turki bertindak seperti perpanjangan tangan Hamas.

Tim sepak bola Turki selatan Jehezkel, Antalyaspor, juga mengatakan dia telah dibebaskan dan sebuah jet pribadi akan membawanya dan keluarganya kembali ke Israel. Jehezkel telah dikeluarkan dari tim karena bertindak bertentangan dengan nilai-nilai nasional.

Jehezkel yang berusia 28 tahun mengangkat tangannya tinggi-tinggi untuk menyampaikan pesan tersebut setelah mencetak gol untuk Antalyaspor melawan Trabzonspor. "Jaksa Antalya meluncurkan penyelidikan terhadap Jehezkel karena sikap buruknya yang mendukung pembantaian Israel di Gaza setelah mencetak gol," kata Tunc di platform media sosial X.

Jehezkel menolak tuduhan tersebut. Ia menegaskan tidak bertindak untuk menghasut atau memprovokasi siapa pun. "Saya bukan orang yang pro perang," kata Jehezkel seperti yang dilaporkan stasiun televisi NTV.

"Ada tentara Israel yang disandera di Gaza. Saya adalah seseorang yang percaya bahwa periode 100 hari ini harus berakhir sekarang. Saya ingin perang berakhir. Itu sebabnya saya menunjukkan pesan itu di sini," katanya melalui seorang penerjemah pada saat itu.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement