Selasa 16 Jan 2024 10:16 WIB

Berlanjutnya Surplus Neraca Dagang Positif Topang Perekonomian Indonesia

BI akan terus perkuat sinergi kebijakan guna meningkatkan ketahanan eksternal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Indonesia.
Foto: Antara
Logo Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Desember 2023 sebesar 3,31 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada November 2023 sebesar 2,41 miliar dolar AS.

"Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut," kata Asisten Gubernur, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (16/1/2024). 

Baca Juga

Ke depan, lanjut Erwin, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan penerintah dan otoritas lain. Hal tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Desember 2023 mencatat surplus 36,93 miliar dolar AS. Surplus tersebut melanjutkan capaian surplus pada periode yang sama tahun 2022 sebesar 54,46 miliar dolar AS. 

Surplus neraca perdagangan Desember 2023 bersumber terutama dari peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas Desember 2023 mencatat surplus sebesar 5,20 miliar dolar AS yang meningkat dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya sebesar 4,62 miliar dolar AS. 

Perkembangan tersebut sejalan dengan kuatnya ekspor nonmigas yang mencapai 20,93 miliar dolar AS. Kinerja positif ekspor nonmigas tersebut selain didukung oleh tetap kuatnya ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti batubara dan bijih logam, juga ditopang oleh produk manufaktur mesin dan peralatan mekanis. 

Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Sementara itu, impor nonmigas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun menjadi 1,89 miliar dolar AS pada Desember 2023. Hal tersebut sejalan dengan penurunan impor migas, di tengah peningkatan ekspor migas. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement