REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menangkap adanya sinyal kedekatan antara kubu Anies Rasyid Baswedan-Abdul Muhaimin Iskandar dengan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Hal tersebut semakin diperkuat dengan pernyataan kedua elite pengusung pasangan calon nomor urut 1 dan 3 itu.
Dia menilai, ada dua hal yang memungkinkan kubu Anies dan Ganjar bersatu pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pertama, adanya persamaan nasib dari keduanya yang seakan dimarjinalkan secara politik.
"Pertama, bukan tidak mungkin jika ada dua putaran dua kubu ini bisa saling berkoalisi karena sama-sama merasa senasib sepenanggungan dimarjinalkan secara politik," ujar Adi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Kedua, adalah kepentingan politik di parlemen yang dinilainya menjadi peluang keduanya bergabung. Pasalnya, komposisi kekuatan untuk kubu Anies dan Ganjar akan menjadi kekuatan yang sangat besar usai kontestasi nasional tersebut.
Jika benar terwujud, bergabungnya kubu Anies dan Ganjar akan menjadi kekuatan yang sangat besar yang melambangkan persatuan. Di dalamnya terdapat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Nasdem yang berada di posisi lima besar di parlemen.
"Andai ada dua putaran, kubu 1 dan 3, kalau nyata akan menjadi kekuatan dahsyat. Begitupun ketika mereka menyatu di parlemen akan jadi kekuatan yang juga hebat," ujar Adi.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengatakan, komunikasi dengan lawan politik merupakan hal yang positif. Termasuk, kedekatannya dengan pasangan Anies-Muhaimin usai debat calon presiden (capres) di Jakarta pada 7 Januari 2024.
"Kami berusaha untuk bisa selalu berkomunikasi, bersilaturahmi, pesta kontestasi ini adalah pesta kontestasi, pesta rakyat. Jadi kami semua berharap bahwa siapa yang ikut dalam pesta kontestasi ini bisa menjalankan pesta demokrasi ini secara jujur, adil," ujar Puan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (14/1/2024).