Selasa 16 Jan 2024 16:34 WIB

Penguin Putih Langka Terlihat di Antartika

Kurangnya warna pada penguin itu disebabkan oleh mutasi genetik leucism.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Dua penguin gentoo (Pygoscelis papua) melihat ke arah yang sama di Pulau King George, Antartika, 17 Januari 2020 (diterbitkan 25 Februari 2020). Para ilmuwan menemukan penguin yang hampir seluruhnya berwarna putih di antara koloni penguin hitam-putih dengan paruh oranye terang di Antartika.
Foto: EPA-EFE/FEDERICO ANFITTI
Dua penguin gentoo (Pygoscelis papua) melihat ke arah yang sama di Pulau King George, Antartika, 17 Januari 2020 (diterbitkan 25 Februari 2020). Para ilmuwan menemukan penguin yang hampir seluruhnya berwarna putih di antara koloni penguin hitam-putih dengan paruh oranye terang di Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menemukan penguin yang hampir seluruhnya berwarna putih di antara koloni penguin hitam-putih dengan paruh oranye terang di Antartika. Warna yang berbeda ditengarai akibat kondisi langka yang membuat satwa tersebut lebih rentan terhadap bahaya.

Dikutip dari laman CBR, Selasa (16/1/2024), penguin betina itu termasuk dalam spesies gentoo. Biasanya, penguin gentoo memiliki paruh berwarna oranye kemerahan cerah dan kepala berwarna hitam dengan bercak putih di sekitar mata.  

Baca Juga

Para peneliti di pangkalan González Videla Antartika melihat penguin berwarna putih itu pada 4 Januari 2024. Dokter hewan Diego Penaloza menjelaskan, kurangnya warna pada penguin itu disebabkan oleh mutasi genetik yang dikenal sebagai leucism.

"Meskipun pigmentasi ada, tidak terjadi pada keseluruhan spesimen," kata Penaleza. Kasus mutasi serupa juga terjadi pada spesies lain, seperti jerapah, aligator, paus, dan bison. Namun, kondisi itu berbeda dengan albinisme yang memengaruhi seluruh produksi melanin. 

Penaleza mengatakan, leucisme hanya memiliki efek parsial dan tidak memengaruhi sel pigmen di mata. Kondisi itu umumnya tidak berbahaya bagi fungsi tubuh, namun tetap membuat penguin rentan, sebab memudahkan predator untuk memburunya.

Menurut Penaloza, hal itu juga yang membuat penguin putih jarang ditemukan. "Karena selain merupakan gen resesif yang kasusnya jarang terjadi, mereka juga merupakan hewan yang sangat rentan dalam kasus penguin, untuk lebih mudah dimakan oleh predator," tuturnya.

Program Antartika Australia menginformasikan bahwa penguin gentoo adalah spesies penguin berukuran terbesar ketiga yang masih hidup, dengan ukuran dewasa berkisar antara 4,9 hingga 7,9 kilogram. Sebagai perbandingan, penguin kaisar (spesies penguin terbesar yang masih hidup), bisa mencapai tinggi 1,2 meter dan berat lebih dari 39,9 kilogram.

Meskipun gentoo termasuk yang cukup besar dalam ukuran fisik, tidak demikian dengan populasinya. Gentoo erupakan salah satu spesies penguin Antartika yang jumlahnya paling sedikit, dengan sekitar 300 ribu pasangan saja yang berkembang biak. 

Berdasarkan data British Antarctic Survey, jenis penguin gentoo juga dikenal memiliki salah satu ekor yang "paling menonjol" dari semua spesies penguin. Ada bagian ekornya yang bergerak menyapu dari sisi ke sisi setiap kali hewan tersebut berjalan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement