BANDUNG -- Penjara Sukamiskin dibangun pada tahun 1918. Penjara ini mulai difungsikan pada 1924 sebagai tempat hukuman bagi kaum intelektual yang dianggap melakukan kejahatan politik karena bertentangan dengan penguasa Belanda. Lapas Sukamiskin memiliki 552 sel penjara.
Namun, pernahkan Anda membayangkan kesibukan dan rumitnya para petugas dapur yang harus menyiapkan menu makanan untuk ratusan warga binaan (Warna) penghuni lapas tersebut? Pastinya, perlu tenaga ekstra untuk menyipkan menu yang harus dilakukan tiga kali sehari itu.
Di lingkungan dalam Lapas Sukamiskin, tempat favorit di lorong blok selain nonton televisi dan bermain catur adalah menja bundar bercat cokelat. Ya, ditempat bersih itulah kebutuhan pokok Warna terpenuhi. Biasanya berupa makanan ringan.
Kemudian, pukul 11.00 WIB, makanan siang sudah siap. Sedangkan untuk makan malam disiapkan pada pukul 17.00 WIB.
Dikutip dari buku 'Sukamiskin's Springboard, Kumpulan Catatan Renunangan Kala Diri Berjarak dengan Kemerdekaan, makanan yang disajikan itu menunya berganti setiap hari. Dari ikan bandeng, ikan asin, telor, dan daging. Bubur kacang hijau dalam sepekan disajikan dua kali. Makanan bergizi inilah yang membuat warga binaan Sukamiskin, meskipun rata-rata berumur 50 tahun hampir tidak ada yang sakit.
Di sisi lain, pernahkan Anda membayangkan betapa rumitnya menyiapkan makanan 3 kali sehari dengan 500 porsi untuk sekali makan. Namun, hal itu tidak terlihat di dapur umum Lapas Sukamiskin. Ini karena kuncinya ada pada keikhlasan dan kedisiplinan para tamping dapur, sebuah sebutan khusus Warna yang menjadi petugas memasak.
Disebutkan, aktivitas dapur dimulai dari pukul 03.00 WIB. Khusus petugas yang akan menyiapkan makanan untuk pukul 06.00 WIB, mereka tanpa penghargaan materi atau piagam khusus, rela bangun pukul 03.00 WIB untuk memasak, memberi makan teman-temannya. Kamar mereka pun disiapkan dekan akses pintu keluar untuk memudahkan menghubungi jika kesiangan.
Penyiapan makanan dilakukan oleh dua tim. Tim pertama para petugas dapur yang memasak bahan manan hingga menyajikan makanan ke dalam termos nasi, lauk, maupun sayur. Di samping agar tetap panas saat dihidangkan, juga mencegah dari debu dan lalat. Tim kedua adalah tamping atau pengurus blok yang secara bergiliran mengantarkan dan mengambil termos-termos makanan itu.
Kemudian untuk makan siang, biasanya disajikan pukul 11.00 WIB. Sedangkan untuk makan malam mulai dihidangkan pukul 17.00 WIB.
Begitulah, mereka setiap hari bertugas menyiapkan makanan untuk sesama Warna. Semua dilakukan dengan kesadaran masing-masing. Itulah sisi lain penjara. Selalu ada yang ingin mengabdi dengan motivasi sendiri-sendiri yang bermacam-macam.
Ya, tugas para pengurus ini hanya satu kata 'melayani' dengan ketulusan. n Agus Yulianto