REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Peminat program transmigrasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) disebut terbilang tinggi. Bahkan, berdasarkan informasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, sudah ada daftar tunggunya.
“Animonya sangat tinggi. Sampai sekarang yang masuk daftar tunggu mencapai sekitar 300 KK,” kata Kepala Bidang Perlindungan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans DIY Elly Supriyanti, Selasa (16/1/2024).
Menurut Elly, tingginya peminat program transmigrasi dipengaruhi sempitnya lapangan pekerjaan di Pulau Jawa, serta kecenderungan para peminat untuk bekerja di sektor pertanian.
“Pendaftar yang mendominasi adalah warga dari Kabupaten Gunungkidul dan Bantul, meskipun kabupaten lain juga ada, dengan penempatan paling diminati di wilayah Sumatra dan Kalimantan,” ujar Elly.
Namun, dengan animo yang tinggi itu, Elly menyebut kuota program transmigrasi untuk DIY pada 2023 menurun dari tahun sebelumnya. Pada 2023, DIY mendapat kuota transmigran untuk 20 kepala keluarga (KK), dengan penempatan paling banyak di wilayah Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Sementara pada 2022 kuotanya mencapai 51 KK.
Untuk kuota 2024, Elly mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Menurut dia, kuota program transmigrasi itu ditentukan pemerintah pusat, menyesuaikan anggaran yang tersedia.
“Yang menentukan kuota sepenuhnya kebijakan pusat, tapi kami biasanya tetap berupaya agar nanti bisa ada tambahan,” kata Elly.
Berdasarkan data Disnakertrans DIY, selama 15 tahun terakhir, sejak 2008 hingga 2022, warga yang mengikuti program transmigrasi di DIY mencapai 2.116 KK atau 6.823 jiwa. Keluarga yang mengikuti program itu ditempatkan di berbagai wilayah Sulawesi, Kalimantan, serta Sumatra.
Menurut Elly, Disnakertrans DIY memiliki tugas untuk memberikan bekal keterampilan kepada setiap calon transmigran sebelum diberangkatkan ke daerah tujuan. Bekal yang disiapkan, kata dia, mencakup bidang pertanian, perkebunan, kewirausahaan, termasuk kemampuan beradaptasi dengan sesama transmigran, lingkungan baru, serta penduduk asli di wilayah tujuan.