REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan manufaktur bidang maritim PT PAL Indonesia siap melanjutkan program kapal selam dalam rangka memperkuat komitmen terhadap pertahanan maritim Indonesia dalam menghadapi tantangan setiap perubahan politik global.
GM Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia Laksma TNI Wiranto dalam keterangan resmi di Surabaya, Selasa (16/1/2024), mengatakan, sebagai negara kepulauan yang berdaulat, Indonesia memiliki kewajiban hukum sehingga harus memiliki kekuatan pertahanan maritim yang terdepan. Pemerintah Indonesia, melalui sejumlah kebijakan, berupaya mewujudkan kekuatan pertahanan maritim yang memadai.
"Saat ini, kondisi kapal selam Indonesia telah mengalami perkembangan signifikan," katanya.
Ia mengatakan, dengan satu kapal selam produk Jerman Barat dan tiga kapal selam produk Korea Selatan, yang dalam kondisi siap tempur setelah sukses melakukan uji penembakan torpedo beberapa waktu lalu.
"Harapan kita adalah memiliki sekitar 12 kapal selam sesuai dengan rencana pengembangan kekuatan TNI AL. Proses pemenuhan masih berlangsung, tetapi kami yakin kapal selam ini akan terpenuhi dan menjadi aset yang sangat berharga bagi pertahanan dan keamanan Indonesia," katanya.
Program modernisasi alutsista, kata dia, dengan kapal selam sebagai prioritas utama, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertahanan RI. Alih teknologi dalam persyaratan jual beli kapal selam menjadi fokus penting, dan PT PAL Indonesia dipilih melalui putusan KKIP tahun 2013 yaitu PT PAL sebagai galangan dalam negeri untuk pembangunan dan penguasaan teknologi kapal selam.
"Pengadaan kapal selam bukan hanya memenuhi kebutuhan TNI AL, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam membangun industri pertahanan dalam negeri," katanya.
Ia mengatakan, fasilitas yang dibangun oleh PT PAL Indonesia, merupakan yang pertama di ASEAN dan telah dimanfaatkan untuk menyelesaikan pembangunan kapal selam ketiga KRI Alugoro-405 dari batch pertama dan sukses merampungkan perbaikan menyeluruh dalam proyek Overhaul KRI Cakra-401.
"Kemandirian adalah esensi pembangunan deterrent effect. Dengan memiliki kemandirian, kita dapat melaksanakan produksi, pemeliharaan memberikan dan mendukung kesiapan operasi bagi TNI AL, Hal ini menjadikan kapal selam sebagai aset yang tidak hanya tangguh tetapi juga berkelanjutan," tuturnya